Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan
JK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.
Menurut Jusuf Kalla, tidak ada satu pun partai politik yang berniat menjadi oposisi dalam pemerintahan.
- Jusuf Kalla Ogah Tanggapi Wacana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Saja
- VIDEO: Jusuf Kalla Tegas Tujuan Partai untuk Jadi Pemerintah Bukan Oposisi!
- VIDEO: Jusuf Kalla Tegas Tujuan Partai untuk Jadi Pemerintah Bukan Oposisi!
- Jusuf Kalla Endus Kecurangan Pemilu 2024: Semua Mengindikasikan, Kita Tunggu Hasil Resmi
Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan
Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla berbicara soal oposisi di dalam pemerintahan.
JK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.
Menurut dia, tidak ada satu pun partai politik yang berniat menjadi oposisi dalam pemerintahan.
Hal itu disampaikan JK saat memberikan sambutan di acara diskusi 'Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi' yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok (7/3).
"Dalam politik, dalam pemilu, sebenarnya semua tujuan partai politik itu ialah ingin mempunyai kewenangan dan kekuasaan. Tidak ada sebenarnya partai politik didirikan untuk jadi oposisi," ujar dia.
Padahal, oposisi suatu hal yang baik karena menjadi penyeimbang di dalam sistem demokrasi.
Tapi, bagi partai politik oposisi dianggap sebagai kecelakaan karena kalah dalam pemilu.
"Oposisi itu kecelakaan, karena tidak menang jadi oposisi. Jadi kecelakaan itu. Karena untuk menjalankan visi misi daripada partai dia harus berada di pemerintah atau di DPR,"
ucap dia.
merdeka.com
JK mengatakan demikian berdasarkan pengalaman saat duduk di pemerintahan. JK kemudian menyinggung beberapa partai yang bersifat pragmatis, termasuk Golkar.
"Nah, apakah partai-partai akan berubah? Banyak partai yang pragmatis, termasuk partai saya Golkar. Dulu kalah pemilu 2004, tapi saya menjadi wakil presiden bukan didukung oleh Golkar, saya jalan sendiri. Ah, tapi begitu menang kita, ah bergabung Golkar itu pula. Itu biasa aja politik itu,"
ujar dia.
merdeka.com
"Sekali lagi, tidak ada partai yang didirikan atau mau jadi oposisi. Oposisi bagi partai adalah kecelakaan. Jadi karena itu banyak yang pragmatis," dia menandaskan.