Kabar Potensi Tsunami 20 Meter Bikin Warga Cilacap Panik
Pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengatakan ada potensi gempa megathrust Magnitudo 8,8 di selatan Jawa.
Pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengatakan ada potensi gempa megathrust Magnitudo 8,8 di selatan Jawa.
Tak hanya itu gempa juga berpotensi menimbulkan gelombang tsunami 20 meter di sepanjang pantai tersebut.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan pulau itu dihantam oleh tsunami? Hanya beberapa hari sebelum kejadian, kapal pesiar sudah ada di sana dan berada di pantai.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan tsunami yang menewaskan pemilik tengkorak itu terjadi? Dalam sebuah makalah PLOS One yang diterbitkan pada 2017, tim internasional yang dipimpin ahli antropologi Mark Golitko dari University of Notre Dame di Indiana, Amerika Serikat, menyajikan bukti bahwa tengkorak tersebut, yang ditemukan di daerah pasang surut hutan bakau di luar kota Aitape, pernah menjadi korban tsunami dahsyat yang menghantam pesisir pantai sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Dia menyebut ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda. Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan Magnitudo 8,5 hingga Magnitudo 8,8.
Gempa dengan magnitudo cukup besar tersebut berpotensi menyebabkan munculnya gelombang tsunami. Berdasarkan permodelan, gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian 20 meter dengan jarak rendaman sekitar tiga hingga empat kilometer.
Daerah yang berpotensi terkena dampak gelombang tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa, khususnya di selatan DIY cukup panjang yaitu dari Cilacap hingga ke Jawa Timur.
Pernyataan potensi tsunami 20 meter yang dikutip berbagai media itu lantas viral di berbagai linimassa. Di Cilacap, sebagian masyarakat panik.
Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji sampai memerintahkan agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta sejumlah instansi lainnya menenangkan masyarakat dengan sosialisasi kebencanaan. Seluruh saluran informasi digunakan, mulai dari media elektronik, media cetak hingga media sosial.
Bupati menyatakan bahwa informasi tsunami 20 meter itu membuat sebagian masyarakat Cilacap terutama yang berada di pesisir pantai resah dan panik.
Ia juga menugaskan Wakil Bupati untuk melangkah cepat. Dinas Kominfo, BPBD, bagian Humas Setda juga diperintahkan untuk mensosialisasikan penjelasan resmi Pemkab Cilacap. Tujuannya tentu agar masyarakat tenang.
"Mengingat bencana gempa bumi tersebut kejadiannya tidak bisa diprediksi secara tepat, baik waktunya, kapan terjadinya dan kekuatannya berapa," tulis bupati dalam suratnya kepada Gubernur Jawa Tengah, dikutip Liputan6.com, Sabtu (20/7).
Saluran informasi lainnya juga digunakan. Humas Pemkab dan BPBD juga menggelar konferensi pers terkait perkiraan gempa M 8,8 dan tsunami 20 meter tersebut.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy juga menyatakan agar masyarakat tak panik dalam menanggapi perkiraan potensi tsunami 20 meter tersebut.
Dia mengklaim, Cilacap telah membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana) di sepanjang pesisir selatan. BPBD dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah memasang sebanyak 35 alat peringatan dini tsunami di sepanjang pesisir.
Dua kali tiap bulan, alat itu diujicoba. Uji coba itu sekaligus untuk mengecek kondisi alat peringatan dini yang tersebar di sepanjang pesisir.
"Ya kita pastikan siap karena selalu diuji coba tiap bulan," Komara mengungkapkan.
Namun ia pun mengakui ada kendala jika gempa terjadi saat aliran listrik mati. Akibatnya peringatan dini tak bisa dibunyikan.
Menurut dia, kondisi ini pernah terjadi pada 2017. Saat itu, sebagian peringatan dini di berbagai wilayah mati lantaran mati listrik.
"Yang rusak saat itu akibat gempa 282 rumah. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Komara juga mengimbau agar masyarakat tak termakan isu hoaks atau informasi bohong. Sebab, informasi benar yang kemudian viral di dunia maya terkadang kerap tercampur dengan berita yang tak bisa dipertanggungjawabkan.
"Jangan resah. Karena gempa itu tidak bisa diprediksi kapan pasti waktunya," dia menegaskan.
Namun begitu, dia mengakui pesisir selatan Cilacap sangat berisiko gempa dan tsunami. Dia menyatakan ada ratusan ribu jiwa tinggal di kawasan rawan tsunami di pesisir Cilacap yang memiliki garis pantai sepanjang 71 kilometer.
Sebab itu, ia pun meminta agar masyarakat mewaspadai kemungkinan tsunami seperti yang terjadi pada 2006. Saat itu, seratusan lebih warga meninggal dunia dan sekitar 50 lainnya dinyatakan hilang.
"Jangan resah, jangan panik. Tetapi, tetap waspada," Komara menegaskan.
Baca juga:
Ikut Ekspedisi Destana, BMKG Sosialisasi Alat Pendeteksi Tsunami ke Selatan Jawa
5.774 Desa Berada di Daerah Rawan Tsunami
Terdakwa Pungli Korban Tsunami Selat Sunda juga 'Sunat' Honor Pemandi Jenazah
Ada Kabar Air Laut Naik, Warga Sumur Pandeglang Lari Berhamburan
Cegah Tsunami, Anak Usaha PLN Ikut Tanam Mangrove di Pesisir Labuan Banten
Keceriaan Anak-Anak Korban Tsunami Banten Berwisata di Ancol