Kader Dikabarkan Kena OTT, Golkar Tunggu Penjelasan Resmi KPK
Sejak Rabu (27/3) malam, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang anggota DPR. Belum ada pernyataan resmi KPK, namun isu yang beredar, anggota DPR itu dari Komisi VI DPR Fraksi Golkar.
Sejak Rabu (27/3) malam, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang anggota DPR. Belum ada pernyataan resmi KPK, namun isu yang beredar, anggota DPR itu dari Komisi VI DPR Fraksi Golkar.
Terkait isu itu, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily belum mau berkomentar banyak. Kata dia, sampai saat ini partainya masih menunggu penjelasan resmi KPK mengenai kabar OTT tersebut.
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Apa yang tertulis di karangan bunga yang diterima oleh KPK? Dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas keberhasilan anda memasuki pekarangan tetangga'. Tertulis pengirimnya adalah Tetangga.
-
Kenapa Mulsunadi ditahan KPK? Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
"Kami menunggu penjelasan resmi dari KPK terkait dugaan OTT itu," kata Ace saat dihubungi merdeka.com, Kamis (28/3).
Ace mengatakan, Golkar tidak ingin berspekulasi lebih lanjut terhadap kasus tersebut. Ace hanya menegaskan partai berlambang pohon beringin akan menindak tegas kadernya yang terjerat kasus korupsi.
"Kita tunggu keterangan resmi dari KPK. Yang jelas kami akan bersikap tegas bagi siapapun kader yang melakukan korupsi," ucapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Febri Diansyah mengatakan penyidik baru saja menyatukan anggota DPR yang terkait dengan OTT tadi malam. Padahal, sebelumnya, ia menyebut tidak ada legislator yang ikut diciduk.
"Dini hari tadi, KPK mengantarkan 1 orang anggota DPR-RI. Saat ini sedang proses pemeriksaan lebih lanjut di gedung KPK," kata Febri saat diterima, Kamis (28/3).
Sehingga, total yang diamankan KPK menjadi 8 orang. "Dengan demikian, sampai pagi ini sekitar 8 orang diamankan dalam OTT di Jakarta sejak Rabu sore hingga Kamis dini hari (28/3)," singkatnya.
Operasi tangkap tangan itu sendiri terkait kasus suap distribusi pupuk. Tujuh orang diamankan diantaranya direksi BUMN (Pupuk Indonesia), swasta serta sopir.
Selain itu, penyidik menyita sejumlah uang dalam pecahan rupiah dan dolar, serta satu unit mobil mewah.
Ketua DPR Belum Tahu
Sementara itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengaku belum mengetahui kabar terkait OTT yang dilakukan oleh KPK tersebut. Jika pun benar, ia tetap akan menunggu keterangan resmi langsung dari KPK.
"Masih ada berita simpang siur (anggota DPR kena OTT). Saya akan cek kebenarannya, penangkapan masih menunggu 24 jam. Kita tunggu keterangan resmi dari KPK," kata Bamsoet sapaan akrabnya di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (28/3).
Ia pun menegaskan, saat ini dirinya belum bisa memberikan sanksi terhadap anggota DPR yang terkena OTT oleh KPK terkait kasus suap distribusi pupuk.
"Gimana mau sanksi, belum ada penjelasan. Kita harus berprasangka baik dulu. Kita doakan enggak ada lagi anggota DPR yang melakukan perbuatan tercela," tegasnya.
Politisi dari Partai Golkar ini ingin agar para anggota dewan lainnya bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak melakukan hal yang aneh-aneh terlebih melakukan perbuatan korupsi.
"Saya berharap tidak ada lagi anggota DPR atau pejabat negara yang terlibat perbuatan tercela sehingga kita selesaikan tugas negara sampai massa akhir jabatan," pungkasnya.
Baca juga:
Terkait Direksinya Terkena OTT KPK, Dirut Pupuk Indonesia Gelar Rapat Mendadak
Pengembangan Kasus Suap Distribusi Pupuk, KPK Tangkap Seorang Anggota DPR
KPK Sebut Tak Ada Anggota DPR Tertangkap dalam OTT Jakarta
KPK Tangkap Tangan Direksi BUMN Terkait Kasus Suap Distribusi Pupuk
Tangkap Tangan, KPK Amankan 7 Orang Termasuk Direksi BUMN
KPK Dikabarkan Tangkap Tangan Seorang Anggota DPR
KPK Dikabarkan Tangkap Tangan Anggota DPR RI