Kakek yang dibuang dari ambulans dikenal rajin menolong warga
Selain tidak memiliki keluarga di Lampung, Almarhum juga dikenal akrab dengan banyak orang.
Seorang kakek bernama Edi dibuang dari ambulans di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, Selasa (21/1) lalu hingga menemui ajalnya di Rumah Sakit Abdul Muluk Lampung, Rabu (22/1). Hal ini menjadi pembicaraan warga yang mengenal sang kakek.
Yeti (48), warga Jagabaya II, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, yang pernah menampung kakek tersebut mengungkapkan, Almarhum sudah dikenal warga di kampungnya. Selain tidak memiliki keluarga di Lampung, Almarhum juga dikenal akrab dengan banyak orang.
"Orangnya baik dan ramah," ungkapnya kepada merdeka.com, Jumat (24/1).
Menurutnya, sehari-harinya Almarhum kerap dimintai tolong warga untuk membersihkan pekarangan rumah dan membuang sampah. Dari pekerjaan itu, Almarhum mendapat upah yang digunakannya untuk makan sehari-hari.
"Bisa dibilang Almarhum ringan tangan. Dia jadi pesuruh warga, tapi diupah. Nah, Almarhum tidak pernah menolak jika orang mau minta tolong," ujarnya.
Dia mengatakan, selama mendiami garasi rumahnya, Almarhum tidak pernah mengeluh soal kesehatannya. "Almarhum tidak pernah sakit atau pernah ngomong ada keluhan. Entah karena tak mau merepotkan atau gimana," kata dia.
Yeti membantah jika Almarhum tidak bisa bicara alias tuna rungu seperti yang dikabarkan banyak orang pasca-meninggalnya kakek tersebut.
"Almarhum bisa kok bicara. Mungkin orang yang bilang dia bisu karena saat dirawat dia tidak bisa lagi sanggup lagi untuk bicara, mungkin karena sakitnya sudah parah," pungkasnya.