Kakorlantas: Jangan takut operasi zebra, polisi tak cari-cari kesalahan
Korlantas Polri, Irjen Pol Royke Lumowa mengatakan, agar masyarakat tak perlu takut dengan operasi zebra atau razia yang dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polri, jika memang mempunyai surat-surat kendaraan lengkap. Karena, dirinya memastikan jika anggotanya tak akan mencari-cari kesalahan dari pengendara.
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menggelar operasi zebra di seluruh Indonesia yang sudah dilakukan dari tanggal 1 sampai 14 November 2017. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan dalam berlalu lintas sampai menyebabkan meninggal dunia.
Korlantas Polri, Irjen Pol Royke Lumowa mengatakan, agar masyarakat tak perlu takut dengan operasi zebra atau razia yang dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polri, jika memang mempunyai surat-surat kendaraan lengkap. Karena, dirinya memastikan jika anggotanya tak akan mencari-cari kesalahan dari pengendara.
"Jangan takut dengan operasi zebra ini ya, apalagi sepanjang anda benar, enggak usah dan enggak bakal polisi nyari-nyari kesalahan," kata Royke dalam acara Launching dan Workshop Modernisasi Polantas Sebagai Implementasi Tahun Keselamatan Untuk Kemanusiaan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (8/11).
Jika memang masyarakat tak membawa surat kendaraan dengan lengkap atau tak memakai helm, lebih baik ditilang saja dan tak perlu menghindari petugas. Karena nantinya akan menimbulkan kecurigaan oleh petugas terhadap pengendara.
"Ngapain lari dari petugas, kalau lari akhirnya timbul pikiran lain oleh seorang polisi, nalurinya itu melakukan kejahatan jangan-jangan, jangan-jangan bawa obat, narkoba, jangan-jangan sedang menodong orang dalam mobil, jangan-jangan mereka sedang melakukan apa dalam mobil. Udah mending ditilang aja, paling kena denda, jangan takut," ujarnya.
Selain itu, dirinya juga mengimbau kepada anggotanya yang menggelar operasi zebra agar menjalankan razia sesuai dengan prosedur yang sudah ada, ada surat perintahnya, lakukan operasi dengan baik, benar dan melihat pelanggaran berdasarkan target.
"Mau apa nie yang dilihat, tidak semua diambil nanti bingung sendiri semua pelanggaran diambil, misalkan helm nie, karena rawan pelanggaran helm atau rawan tidak menggunakan seafty belt khusus di titik ini misalkan. Jadi ada APP yang jelas, ada penjelasan yang jelas dari pimpinan perwiranya kepada anggotanya," tandasnya.