Kalbe Farma ngaku RS lain tak ada keluhan pakai obat Buvanest Spinal
Kalbe Farma juga tidak menemukan ketidaksesuaian pada label dan isi Buvanest Spinal.
Kasus meninggalkan dua pasien RS Siloam Karawaci karena salah pemberian obat anastesi, Buvanest Spinal 0,5 persen, saat ini masih diinvestigasi BPOM. Pihak RS mengaku kesalahan ada pada obat karena label yang tertera berbeda dengan isinya.
Soal kejadian ini, PT Kalbe Farma Tbk sebagai produsen obat tersebut mengatakan telah melakukan pengecekan terhadap retain obat yang mereka punya. Hasilnya, tidak menemukan kesalahan dalam penempatan label pada jenis Buvanest Spinal 0,5 persen, Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg.
"Dari retain yang kita punya, tidak ditemukan ketidaksesuaian itu," kata External Communication Senior Manager Kalbe, Hari Nugroho, saat ditemui merdeka.com di kantornya, Raby (18/2).
Heru menambahkan, sejumlah rumah sakit lain yang juga menggunakan obat produk PT Kalbe Farma jenis, tidak ditemukan kesalahan seperti kasus di RS Siloam Karawaci.
"Mengapa itu bisa terjadi di RS Siloam Karawaci? Kita tunggu hasil pemeriksaan. Sejauh ini kita tidak menerima info dari RS lain," tambahnya.
Meski demikian, untuk mencegah sesuatu yang lebih fatal, pihak Kalbe Farma telah melakukan penarikan terhadap jenis obat itu dari peredaran. Penarikan itu, menurut Hari, bukanlah bentuk ketakutan pihak Kalbe Farma karena obatnya bermasalah, namun lebih sebagai upaya preventif dan menjaga keselamatan konsumen.
Sebab pihaknya harus menunggu hasil investigasi yang dilakukan hingga adanya keputusan yang jelas dari pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Karena Kalbe kan perusahaan farmasi, yang bertugas dan berwenang mengawasi peredaran obat adalah BPOM," katanya.
Seperti diketahui, peristiwa ini bermula saat dua orang pasien, pada 12 Februari, pria dan wanita harus menjalani tindakan operasi. Seperti SOP yang ada, dua pasien itu harus mendapat injeksi lebih dulu. Dalam proses injeksi yang dilakukan dokter anastesi, rupanya isi dan label anastesi Buvanest Spinal terjadi ketidakcocokan.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Bagaimana caranya menunjukkan perilaku beriman kepada malaikat? Ada beberapa perilaku yang dapat mencerminkan iman kepada malaikat.Berikut sembilan contoh perilaku iman kepada malaikat dilansir dari bola.com:1. Mengakui Keberadaan MalaikatIman kepada malaikat adalah meyakini bahwa malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam mengatur alam semesta.
-
Bagaimana suasana petilasan Prabu Siliwangi? Mengutip laman resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Majalengka, Senin (16/1), suasana petilasan Prabu Siliwangi memiliki suasana yang asri.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kapan Syawalan Morodemak dilakukan? Pada hari ke-7 lebaran, mereka menggelar sebuah tradisi bernama “Syawalan Morodemak”.
-
Kapan Sholat Nisfu Syaban dilakukan? Adapun sholat sunnah Sya‘ban adalah malam kelima belas bulan Sya‘ban.
Pasca dilakukan injeksi, keduanya mengalami gatal dan kejang. Setelah melihat reaksi tak biasanya, keduanya sempat dilarikan ke ICU tapi nyawa mereka tak tertolong.
Kasus ini sedang diselidiki Kemenkes, BPOM dan pihak terkait.
Baca juga:
Ini pembelaan Kalbe Farma soal obat bius buat 2 pasien meninggal
2 Pasien meninggal akibat salah obat bius, siapa bertanggung jawab?
Ahok suruh Dinkes tarik obat bius yang buat pasien Siloam meninggal
Dinkes Tangerang larang RS pakai obat bius yang tewaskan 2 pasien
Bayi korban operasi RS Siloam selamat
2 Pasien tewas, RS Siloam minta keluarga tunggu hasil investigasi
Soal 2 pasien tewas di RS Siloam, Komisi IX DPR akan panggil Menkes