Kapal Perang KRI Jaga Laut curi perhatian HUT RI ke-72 di Kampung Laut
Dua puluh awak kapal berkostum loreng berbaret merah menyusuri lautan dangkal Segara Anakan di atas kapal bertuliskan KRI Jaga Laut. Nampak dari kejauhan, sebagian awak kapal menenteng senjata laras panjang berwarna hitam, dan sesekali memekikkan kata-kata merdeka.
Dua puluh awak kapal berkostum loreng berbaret merah menyusuri lautan dangkal Segara Anakan di atas kapal bertuliskan KRI Jaga Laut. Nampak dari kejauhan, sebagian awak kapal menenteng senjata laras panjang berwarna hitam, dan sesekali memekikkan kata-kata merdeka.
Dua puluh awak kapal itu sejatinya adalah nelayan dari Dusun Montehan RT 1, 2 dan 3 yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan di Kecamatan Kampung Laut. Sudah seminggu lamanya, mereka berpeluh keringat, merakit dua perahu fiber membentuknya seakan kapal perang.
Wargo Pramudita (41) ketua perahu KRI Jaga Laut 123, mengatakan kapal hias itu adalah bagian ekspresi mereka yang selama ini ikut menjaga kawasan laut dangkal Segara Anakan. Berprofesi sehari-hari sebagai nelayan, laut adalah sumber penghidupan kepastian hidup mereka. Perahu hias KRI Jaga Laut yang dilengkapi moncong meriam dari batang bambu, kardus untuk ruang naviagasi, dan terpal berwarna abu-abu untuk melapisi tepi perahu adalah simbol komitmen mereka menjaga kawasan Segara Anakan.
"Konsep perahu hasil perundingan dan kesepakatan seluruh warga," ujar warga Desa Ujung Alang ini saat ditemui merdeka.com dalam perayaan HUT RI ke-72 di Kampung Laut Cilacap.
Keunikan KRI Jaga Laut 123 ini memang berhasil menarik perhatian ratusan warga yang berduyun-duyun datang ke Kecamatan Kampung Laut mengikuti upacara HUT RI ke-72 di Segara Anakan. Wajar jika kemudian, kreatifitas nelayan Ujung Alang ini terpilih sebagai pemenang Lomba Perahu Hias.
Koordinator Lomba Perahu Hias Kampung Laut Paryono (44) mengatakan, lomba perahu hias merupakan rangkaian upacara di atas laut. Lewat parade perahu hias, tujuan utamanya mengapresiasi warga Kampung Laut yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Tahun 2017, dikatakan Paryono, terlibat sebanyak 40 perahu nelayan yang ikut berkreatifitas. Dibandingkan tahun lalu, perayaan kali ini lebih meriah karena sebelumnya hanya diikuti sebanyak 25 perahu.
"Tahun ini sudah tahun ketiga. Biar berkesan dan tidak langsung bubar setelah upacara," katanya.