Kisah Pelayaran Kapal Arimbi, Kirim Gas Elpiji ke Pelosok Negeri
Sebagai pelaut mereka memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi di laut lepas.
Sebagai pelaut mereka memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi di laut lepas.
Kisah Pelayaran Kapal Arimbi, Kirim Gas Elpiji ke Pelosok Negeri
Kapal Arimbi merupakan kapal pengangkut gas pertama milik Pertamina. Beratnya mencapai 5.000 gross ton. Kapal tersebut beroperasi sejak 2011. Jam berlayarnya cukup tinggi. Bahkan kapal ini sudah pernah melintasi hampir seluruh wilayah perairan di Indonesia.
-
Dimana Pertamina Patra Niaga menyediakan bahan bakar ramah lingkungan untuk kapal? Dalam rangka mendukung Program Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yakni Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), Pertamina Patra Niaga mengawali tahun 2024 dengan melakukan pengisian bahan bakar untuk kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali (1/1).
-
Apa saja yang Pertamina salurkan? Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
-
Siapa yang mendirikan PT Pertamina Hulu Energi? PT Pertamina Hulu (PHE) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina (persero) yang bergerak di bidang hulu minyak dan gas (migas).
-
Apa yang diluncurkan oleh Pertamina? Pertamina secara resmi meluncurkan Sustainability Academy dan Sustainability Center pertama di Asia untuk skala perusahaan migas dalam gelaran Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Hotel, Jakarta Kamis, (7/9).
-
Apa kontribusi utama Pertamina untuk Indonesia? Pertamina berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi pemimpin dalam transisi energi, guna mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina kurangi emisi kapal? Strategi kedua adalah peremajaan armada sesuai ketentuan The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships (MARPOL) dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2014 tentang Penghentian Operasi Kapal Lambung.
Kini Kapal Arimbi lebih sering melayani pengiriman gas dari Pelabuhan Kalbut, Situbondo, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Rembang, Jawa Tengah. Sekali jalan, kapal itu diawaki 19 personel laki-laki dan 2 ABK perempuan.
Kapal tersebut membawa gas sebanyak 2.500 metrik ton. Gas kemudian dialirkan dari dermaga pelabuhan melalui pipa dermaga pelabuhan di seberang jalan selatan pelabuhan. Setelah itu barulah gas dikirim ke daerah pantura Jateng, kawasan Solo Raya, dan sebagian daerah Tuban, Jawa Timur, dengan armada truk tangki.
Marcel William, nahkoda Kapal Arimbi mengaku, berlayar di laut utara Jawa memiliki tantangan tersendiri. Selain cuaca buruk saat musim angin baratan, di sepanjang kawasan banyak jaring nelayan yang dipasang.
“Soalnya kalau kita berlayar terlalu dekat dengan pantai tentu yang dihadapi adalah jaring-jaring nelayan. Untuk itu kita berkomitmen untuk tetap melayani elpiji ini dengan melihat alur pelayaran yang aman. Jadi walau cuaca buruk, cuaca yang kurang bersahabat, dan tantangan dari nelayan-nelayan sendiri yang ada, harus kita hadapi dengan perhitungan yang tepat supaya elpiji ini bisa sampai ke daerah-daerah tujuan,” kata Marcel dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa pada Kamis (10/8).
Marcel menambahkan, selama membongkar muatan gas, faktor keselamatan jadi prioritas utama. Misalnya saja saat bersandar di pelabuhan, kecepatan angin betul-betul diperhatikan. Apabila kecepatan angin melebihi 20 knot, maka penyaluran gas akan dihentikan. Apalagi kalau kecepatannya sudah lebih dari 30 knot, kapal harus sudah lepas dari dermaga.
Dalam setahun mereka mendapat jatah cuti 40 hari. Jauh dari keluarga merupakan konsekuensi yang disadari betul oleh para pelaut. Terlepas dari segala tantangan itu, Marcel bangga bisa ikut ambil bagian dalam proses distribusi gas subsidi yang bermanfaat bagi rumah tangga dan pelaku usaha mikro. Ia berharap agar gas subsidi bisa tepat sasaran.