Kapolda Jatim Waspadai Isu Agama Jelang Pemilu 2019
Karena itu, lanjut Luki, setelah pihaknya menyisir seluruh pondok pesantren se-Jawa Timur dan mengumpulkan para ulama, tokoh masyarakat serta Ormas pada beberapa waktu lalu, kali ini Polda Jawa Timur masih perlu mengumpulkan kampus-kampus se-Jawa Timur.
Menjaga Kamtibmas di Jawa Timur jelang Pemilu 2019, dinilai penting. Sebab, selain menjadi barometer politik nasional, di provinsi dengan jumlah penduduk sekitar 42.030.633 jiwa ini memiliki karakter wilayah yang heterogen.
Berdasarkan hasil sensus penduduk di Tahun 2017, jumlah penduduk di Jawa Timur yang tersebar di wilayah Mataraman, Arek, dan Tapal Kuda, itu terdiri dari 19.288.006 laki-laki dan 19.787.146 perempuan.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Tak hanya itu, penduduk di Jawa Timur yang juga dikenal sangat heterogen itu, memiliki karakter budaya, tradisi, dan agama yang cukup kuat.
Nah, dengan gambaran demografi inilah, Polda Jawa Timur menganggap penting untuk tetap menjaga kondusivitas dan stabilitas keamanan menjelang Pemilu.
Terlebih, isu agama mulai mewarnai gelaran pesta demokrasi lima tahunan di 2019, seperti, misalnya, kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid beberapa waktu lalu.
"Pada awal tahapan Pemilu, di medsos (media sosial) sudah dimunculkan isu agama dan PKI. Apabila masyarakat yang kurang bisa membaca situasi, ini akan menimbulkan permasalahan," kata Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan, Jumat (7/12).
Karena itu, lanjut Luki, setelah pihaknya menyisir seluruh pondok pesantren se-Jawa Timur dan mengumpulkan para ulama, tokoh masyarakat serta Ormas pada beberapa waktu lalu, kali ini Polda Jawa Timur masih perlu mengumpulkan kampus-kampus se-Jawa Timur.
Menurut Luki, sinergi antara Polri, TNI dan lembaga-lembaga lainnya, akan menjadi kekuatan luar biasa untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif, terutama di Jawa Timur.
"Saya harapkan para rektor (dari kampus-kampus se-Jatim) juga ingin menghendaki Pilpres 2019 dalam keadaan aman dan memberikan sosialisasi kepada mahasiswanya," tutup Luki.
Baca juga:
Sambangi Gedung Parlemen, Sejumlah Caleg PSI 'Bersih-bersih DPR'
Aksi Bersih-bersih DPR ala Caleg PSI
KPU Tunda Pemutakhiran DPT di Palu, Donggala dan Sigi hingga Januari 2019
Simulasi Pengamanan Pemilu, Petugas Bubarkan Massa Rusuh Pakai Water Cannon
Timses Diminta Jual Program Capres ke Masyarakat, Jangan Sibuk Saling Serang
Kumpulkan Warga Sambut Sandiaga, Kades di Mojokerto Diduga Janjikan 'Uang Lelah'