Kapolda Metro: Novel enggak pernah beritahu saya soal nama Jenderal
"Ke saya enggak pernah. Gak tau ke siapa membeberkannya, saya enggak pernah dengar itu."
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebutkan adanya dugaan keterlibatan Jenderal Polisi dalam penyerangan yang menimpa dirinya. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan membantah bahwa Novel telah menyebutkan nama Jenderal tersebut ke kepolisian untuk dilaporkan.
"Saya enggak mendengar itu ya. Kan gampang aja, ini kan ada tindakan pemeriksaan yang bersangkutan, mau di BAP mungkin. Mau tunjukkan siapa Pati (perwira tinggi), di mana, bagaimana caranya, nanti akan diperiksa oleh tim," ujarnya di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (23/6).
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kapan cerita lucu tentang polisi yang menilang cewek bisa terjadi? Suatu hari ada operasi kendaraan bermotor yang dilakukan oleh polisi.Polisi: Selamat siang, bisa tunjukan SIM Anda?Cewek: Waduh hilang PakPolisi: Hah, hilang ke mana?Cewek: "Ndak tau, Pak. Sekarang suka ngilang-ngilang gak ada kabar. Mungkin udah bosan. Hiks hiks"
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Kenapa polisi itu disekap? Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya," ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11).
-
Buah apa yang sering diincar polisi? Buah yang sering diincar polisi?" Buahndar narkoba.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
"Ke saya enggak pernah. Enggak tahu ke siapa membeberkannya, saya enggak pernah dengar itu," tambahnya.
Sementara, terkait tim yang telah dipersiapkan untuk bertemu dengan Novel di Singapura, kemungkinan besar akan berangkat setelah Hari Raya Idul Fitri. "Belum berangkat, mungkin setelah lebaran," imbuhnya.
Iriawan menjelaskan pemeriksaan akan dilakukan apabila Novel telah berada di Jakarta. Mantan Kapolda Jawa Barat ini menegaskan, keterangan Novel sangat penting dalam kasus tersebut.
"Yang tahu kejadin itu kan Novel. Artinya dia jam sekian dia keluar, motor lewat, ada terasa orang menyiram, kemudian dia masuk ke masjid, cuci muka, itu kan belum di BAP," jelasnya.
Di sisi lain, Iriawan tak mempermasalahkan dibentuknya Tim Pencari fakta dari Komnas HAM. Sebab, hal tersebut menunjukkan keterbukaan Polri dalam penyelesaian pernyataan Novel soal Jenderal yang dimuat di salah satu media asing beberapa waktu yang lalu.
"Ya tidak apa-apa, silahkan. Kami kemarin sudah ke KPK untuk penggandengan. Kurang apa lagi. Udah luar biasa, kami datang ke sana, minta penyidik KPK untuk menggandeng untuk melihat perkembangan. Terus apalagi coba. Itu wujud dari keterbukaan kami,"tandasnya.
Dalam wawancara dengan majalah TIME di Singapura, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan ada seorang pejabat polisi yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras ke wajahnya.
Sejak insiden yang terjadi pada 11 April lalu, ini adalah kali pertama Novel diwawancara media. Ketika diwawancara di ranjang rumah sakit di Singapura, Novel masih menjalani pemulihan. Matanya masih memakai pelindung yang dipasang di wajah.
Novel mengaku penyiraman air keras itu adalah serangan keenam yang dia alami selama menjadi penyidik KPK. Dia mengatakan cukup heran mengapa polisi belum berhasil menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap dirinya.
"Saya mendapat informasi bahwa ada seorang jenderal polisi--berpangkat tinggi--terlibat. Awalnya saya katakan informasi itu tidak benar. Tapi sekarang setelah berjalan dua bulan dan kasus ini belum juga terpecahkan, saya bilang (kepada orang yang menduga polisi terlibat) bahwa rasanya informasi itu benar," ujar Novel, seperti dilansir Time, Selasa (13/6).
(mdk/noe)