Kapolda Sumsel bakal tindak anggota yang keliru tembaki Honda City
Kapolda Sumsel bakal tindak anggota yang keliru tembaki Honda City. Insiden tersebut menewaskan seorang penumpang bernama Surini (54).
Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto menegaskan bakal menindak tegas anggotanya diduga melakukan kesalahan prosedur yang menembaki sebuah mobil Honda City ditumpangi satu keluarga saat melakukan razia di kawasan Lubuklinggau. Insiden tersebut menewaskan seorang penumpang bernama Surini (54).
"Penekanan bapak Kapolda bahwa terhadap personel yang lakukan pelanggaran akan ditindak tegas," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Rikwanto dalam keterangannya kepada merdeka.com, Rabu (19/4).
Rikwanto mengatakan, Kapolres Lubuk Linggau, AKBP Hajat Mabrur Bujangga didampingi Wakil Bupati Rejang Lebong, M Iqbal Bastari bersama Kapolres Rejang Lebong, AKBP Yogi mengunjungi rumah duka Surini di Desa Blitar Muka Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Mereka menemui suami korban Kaswan (60) dan anak kandung Sasi.
"Kapolres menampung seluruh aspirasi yang disampaikan dan ditegaskan bahwa saat ini pemeriksaan terhadap oknum anggota masih dilakukan secara instensif oleh Sie Propam dengan backup langsung oleh Polda Sumsel," kata Rikwanto.
Sebelumnya, Kapolres Lubuk Linggau, AKBP Hajat Mabrur Bujangga, mengakui terjadi kesalahan dalam penindakan terhadap pelanggar lalu lintas dan razia gabungan. Sebab, peristiwa penerobosan razia hingga menjadi aksi kejar-kejaran, berujung pada penembakan membikin satu korban tewas, dan beberapa luka-luka.
"Kita akui ada kesalahan yang dilakukan oleh anggota yang melakukan penembakan, diduga ada unsur kelalaian," kata Hajat, Rabu (19/4).
Hajat menyatakan, senjata laras panjang dipakai anak buahnya diduga menyalahi aturan. Menurut dia, Brigadir K melakukan pengejaran terhadap mobil Honda City ditumpangi korban, menggunakan senapan jenis V2. Padahal, mestinya senjata itu bukan diperuntukkan dalam razia kendaraan bermotor.
"Memang bukan untuk razia (digunakan), itu inisiatif sendiri dari Brigadir K untuk menghentikan mobil yang dikejar," ujar Hajat.
Sebagai bentuk tanggung jawab akibat kejadian ini, Hajat berupaya memberikan bantuan moral dan material terhadap para korban. Selain itu, Brigadir K akan diberikan sanksi tegas karena kelalaiannya.
"Semampu kita membantu. Untuk biaya perawatan masih dipikirkan lagi, tapi pasti ada," ucap Hajat.
Satuan Pengamanan Internal (Paminal) Polda Sumatera Selatan juga sudah memeriksa Brigadir K. Jika terbukti bersalah, dia terancam dipecat dan dijatuhi hukuman pidana. Brigadir K juga bakal dibawa ke Markas Polda Sumsel.
"Ancamannya dipecat, untuk pidana dilihat nanti, sejauh mana kesalahannya. Kita tunggu pemeriksaan dulu," lanjut Hajat.
Hajat menambahkan, Brigadir K adalah anggota Pengamanan Objek Vital bertugas di Bank BCA Cabang Lubuk Linggau, hampir dua tahun terakhir. Saat razia digelar, dia terpilih menjadi tim gabungan dari 27 anggota dikerahkan.
"Memang masuk tim razia gabungan, ada surat perintahnya," tutup Hajat.
Baca juga:
Bocah korban penembakan: dor, dor, kepalaku luka karena polisi
Kapolres Lubuk Linggau akui keliru dalam insiden penembakan
Polisi sebut Honda City diberondong tembakan pakai pelat bodong
Ini kata Kapolri anak buahnya tembaki mobil di Lubuklinggau
Ini video usai polisi menembaki sekeluarga dalam Honda City
Sopir Honda City hindari razia karena STNK mati dan tak punya SIM
Mabes Polri dalami aksi penembakan polisi di Lubuk Linggau
-
Kenapa polisi menduga keluarga itu bunuh diri? Mereka tidak ditemukan unsur kekerasan di lokasi kejadian. "Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi," jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Mengapa polisi mengancam akan menjerat keluarga para pelaku? Polisi mengancam keluarga dapat dijerat Pasal 221 KUHP karena dianggap menyembunyikan atau penghalang pelaku kejahatan.
-
Apa yang membuat polisi curiga dengan tali yang dipakai mengikat satu keluarga? "DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu," ucapnya, Senin (18/3).
-
Bagaimana polisi menangani dua pria yang bertengkar di acara hajatan tersebut? Demi mengembalikan kesadaran para pelaku, polisi pun melakukan tindakan. Keduanya diguyur air kolam yang berlokasi di kantor setempat.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada pemuda itu? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya