Kapolres bisa diperas 'anak jenderal' karena faktor mental
H mengaku anak jenderal polisi bintang tiga. Dia memeras para Kapolres, anehnya mereka menurut saja dimintai uang.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Nasser menanggapi fenomena banyak orang berani mengaku-ngaku sebagai anak jenderal polisi. Sudah banyak orang yang sudah menjadi korban dari oknum tersebut. Celakanya juga oknum itu sampai berani memeras pejabat setingkat kapolres hingga kapolda sekalipun.
"Tahun lalu ada juga seseorang mengaku anak kapolri dan akhirnya tertangkap di Kendari. Dia mengatasnamakan namanya Bayu, anaknya Kapolri padahal bohong," kata Nasser di Kantor Kompolnas, Jakarta Selatan, Selasa (20/8).
Nasser mengaku prihatin pada kasus-kasus yang tersebut. Menurutnya itu juga salah bentuk pelecehan terhadap kepolisian. Nasser juga menganggap hal yang seperti memang sudah biasa terjadi. Sebab, masih banyak polisi yang kurang teliti dan tak berhati-hati, terutama dalam kasus ini.
"Itulah dia, seharusnya kan nggak boleh seperti itu. Harusnya ada keberanian untuk melakukan klarifikasi, cek ricek dulu. Kalau ada yang datang itu siapa. Memang seperti itulah kita, pejabat kepolisian kita," ujarnya.
Selain itu, Nasser menambahkan, memang di institusi kepolisian telah menanamkan mental birokrasi. Sehingga ketika ada oknum yang mengaku-ngaku sebagai anak jenderal polisi secara otomatis mereka akan hormat dan mau melakukan apa saja.
"Mungkin ada semacam mental birokrasi yang ingin menservis atasan. Jadi kalau ada yang ngaku sebagai anak jenderal apalagi itu anak kapolri atau jenderal bintang tiga itu mereka pasti patuh-patuh aja. Ya memang seharusnya ada cek dan ricek. Menurut saya itu cukup menggelitik juga," imbuh Nasser.
Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) telah mendapatkan banyak laporan tentang seorang lelaki berinisial H yang mengaku sebagai anak angkat seorang pejabat tinggi Polri yang berpangkat sebagai Komisaris Jenderal (Komjen). Aksi-aksi H ini juga sangat meresahkan warga.
"H juga tidak hanya menakut-nakuti masyarakat biasa tapi juga meminta uang kepada para perwira menengah (pamen) di Polda dan Polres wilayah Jabar, Jateng, Jatim dan beberapa wilayah di Sumatera. H selalu mengancam akan melaporkan pejabat polisi tersebut ke bapak angkatnya agar mereka segera diganti dari jabatannya," kata Presidium IPW, Neta S Pane, Minggu (18/8).