Kapolri bantah Densus 88 asal main tembak
Sebelum menerjunkan tim Densus, polisi lebih dulu melakukan analisis penyelidikan untuk mencari bukti.
Dalam beberapa hari terakhir, Detasemen Khusus 88 Antiteror melakukan penggerebekan sejumlah tempat yang diduga menjadi sarang teroris. Aksi penyerangan dan penangkapan tersebut juga menewaskan sejumlah orang pria yang diduga terkait dengan terorisme.
Meski demikian, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan, polisi mengedepankan keselamatan dari aparat kepolisian, tersangka maupun masyarakat sekitar. Namun, jika ada ancaman, ada prosedur yang dilaksanakan petugas sebelum terlibat baku tembak.
"Sekali lagi kita upayakan semuanya selamat baik petugas, tersangka maupun masyarakat itu yang diutamakan. Tapi begitu masalah menjadi ancaman tentu jadi langkah-langkah prosedur tentu prosedur tadi tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku," kata Timur di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/5).
Tak hanya itu, Timur membantah penggerebekan dilakukan tanpa mengetahui sosok yang menjadi target penangkapan. Sebelum menerjunkan tim Densus, polisi lebih dulu melakukan analisis penyelidikan untuk mencari bukti keterlibatan terduga teroris.
"Semua tentu berangkat dari analisis penyelidikan, kemudian dari penyelidikan tentu ada unsur-unsur yang terpenuhi, sehingga dilakukan langkah-langkah upaya penegakan hukum tentunya penegakan hukum diupayakan selamat, baik petugasnya," paparnya.
Saat melakukan penangkapan, lanjut Timur, polisi berupaya prosesnya dapat berlangsung dengan cepat. "Tentu kita maksimal kita lakukan secepatnya yang bisa kita lakukan," pungkasnya.