Kapolri Cerita Awal Mula Skenario Jahat Irjen Ferdy Sambo Terendus
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap awal mula terbongkarnya skenario Irjen Pol Ferdy Sambo. Menurut dia, skenario Ferdy ini terendus setelah keluarga Brigadir J protes.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap awal mula terbongkarnya skenario Irjen Pol Ferdy Sambo. Menurut dia, skenario Ferdy ini terendus setelah keluarga Brigadir J protes.
Kapolri mengatakan, Senin 11 Juli 2022, pihaknya mendapat informasi terjadi permasalahan pengantaran jenazah yang kemudian jadi viral.
-
Apa sanksi yang diterima Ferdy Sambo? Ferdy Sambo diganjar sanksi Pemecetan Tidak Dengan Hormat IPTDH).
-
Bagaimana Muhammad Fardhana menjadi viral? Muhammad Fardhana juga masuk dalam kategori abdi negara tampan yang viral di Indonesia. Calon suami pedangdut Ayu Ting Ting ini diketahui bertugas di Batalyon Raider 509/Balawara Yudha di Jember.
-
Siapa yang memimpin Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Bagaimana proses Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
Kata Kapolri, permasalahan tersebut berawal pada hari Sabtu pada saat jenazah Brigadir J tiba di rumah keluarga.
"Keluarga sempat tidak diizinkan melihat kondisi jenazah, keluarga tidak mau menerima jenazah dan enggak mau tanda tangan bila tidak melihat," kata Sigit saat rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/8).
Setelah terjadi perdebatan antara pengantar jenazah dengan keluarga Brigadir J, akhirnya diperbolehkan melihat kondisi jenazah. Namun hanya separuh badan ke atas.
"Melihat kondisi tersebut keluarga jadi histeris. Diberikan penjelasan almarhum meninggal setelah tembak menembak antara (Brigadir) J dengan (Bharada E) R," kata dia.
Tidak cuma sampai di situ permasalahan yang terjadi. Selanjutnya, saat akan dimakamkan, personel Divpropam menolak pemakaman kedinasan.
Karena menurut mereka terdapat syarat yang harus dipenuhi dan ada perbuatan tercela. Sehingga tidak dimakamkan secara kedinasan.
"Kemudian malam harinya, datang personel Divpropam Polri berpangkat Pati atas nama Brigjen Pol Hendra yang menjelaskan dan meminta saat itu untuk tidak direkam dengan alasan terkait masalah aib," kata Kapolri.
Jenderal Sigit melanjutkan, keluarga mendapat penjelasan lebih detail. Sehingga jumlah tembakan dan posisi tembak menembak dan luka-luka yang ada di tubuh jenazah. Namun terkait penjelasan Brigjen Hendra tersebut, keluarga tidak percaya.
Kemudian keluarga mulai curiga. Selanjutnya menanyakan masalah CCTV yang ada di TKP. Hal-hal yang dirasa janggal, kemudian terkait dengan barang-barang korban.
"Termasuk HP dan kejanggalan-kejanggalan ini viral di media," ujar dia.
Kejanggalan Makin Terasa
11 Juli 2022, Karopenmas, Birgjen Pol Ahmad Ramadhan melakukan konpers terkait peristiwa ini. Saat itu Karopenmas terkesan kurang menguasai karena mendapat bahan tidak utuh dan telah direkayasa Divpropam dan muncul pemberitaan terkait kejanggalan.
12 Juli Kapolres Jaksel Kombes Pol Budhi Herdi melakukan konferensi pers terkait penanganan perkara yang lebih lengkap. Karena Polres Metro Jaksel melakukan olah TKP dan melakukan pemeriksaan terhadap 4 orang saksi.
"Namun olah TKP dan pemeriksaan Polres Metro Jaksel telah mendapatkan intervensi dari saudara Ferdy Sambo sehingga penyidikan dan olah TKP menjadi tidak profesional," ujar Kapolri.
Narasi yang disampaikan Kapolres Jaksel, kata Sigit, menjelaskan penanganan di Duren Tiga sesuai prosedur dan kronologi. Dari pelecehan dan menjelaskan hasil autopsi sementara.
"Ada 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar. ini jadi pertanyaan karena apa yang disampaikan Kapolres tentunya terlalu cepat mengambil kesimpulan dan didapati kapolres datang terlambat saat ke TKP," tambah dia.
Dengan adanya hal tersebut dan kejanggalan-kejanggalan yang ada, maka Kapolri memutuskan untuk membentuk tim khusus demi mengungkap kasus tersebut.
"Sesuai dengan arahan saya pada saat pembentukan timsus. Tim ini akan mengungkap sesuai fakta, objektif, transparan dengan kaidah penyedilikan dan scientific crime dengan prinsip HAM," kata dia.
Hingga akhirnya diketahui bahwa apa yang dijelaskan di atas merupakan rekayasa. Faktanya, Brigadir J tewas ditembak dalam rumah dinas Ferdy Sambo.
Sejumlah personel polisi terlibat atas perintah Irjen Ferdy Sambo.
(mdk/rnd)