Kapolri diminta tak menutupi nama aparat dalam video testimoni Fredi
Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, kemungkinan Kapolri belum melihat secara utuh video tersebut.
Anggota Tim Independen Polri, Hendardi membenarkan ada tiga aparat seperti yang dikatakan Fredi Budiman setelah melihat isi video testimoni terpidana mati yang dieksekusi akhir Juli lalu itu. Namun pernyataan Hendardi tersebut berbanding terbalik dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Tito mengatakan, Fredi tidak menyebut nama-nama aparat atau lembaga penegak hukum yang terlibat dalam bisnis narkobanya setelah melihat video tersebut. Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, kemungkinan Kapolri belum melihat secara utuh video tersebut.
"Seharusnya dicek dulu. Barangkali belum diceknya. Atau bisa jadi ada kontradiksi antara Kapolri dengan Tim Independen itu sendiri," kata Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar saat dihubungi merdeka.com, Selasa (30/8).
Namun Bambang enggan berprasangka buruk mengenai pernyataan Jenderal Tito yang berbeda dengan anggota Tim Independen Polri, Hendard, itu. Bambang menduga kurangnya komunikasi antara Tim Independen dengan Kapolri ditenggarai menjadi terjadinya perbedaan statement soal isi video tersebut.
"Semestinya Tim Independen kalau menemukan segera melaporkan kepada pimpinan dalam hal ini Kapolri sehingga tidak menjadi kontradiksi," kata Bambang.
Lebih jauh Bambang meyakini bahwa Jenderal Tito bakal bertindak cepat usai menerima hasil temuan Tim Independen Polri mengenai isi video tersebut. Hal itu menurut Bambang sesuai dengan pernyataan mantan Kepala BNPT itu setelah dilantik menjadi Kapolri.
"Saya berharap dengan statement-statement pak Kapolri sejak awal diangkat dalam hal ini untuk membuka peluang melakukan pembersihan. Sebab tidak menutup kemungkinan dari tingkat bawah hingga tingkat atas ada yang bermain-bermain dengan narkoba. Tidak menutup juga kemungkinan perwira tinggi pasti ada. Nah ini yang perlu diungkap secara jujur. Rakyat akan lebih salut dan lebih percaya kepada Kapolri kalau berani melakukan pembenahan dengan jujur dan baik tidak menutup-menutupi," tandasnya.
Sebelumnya, Anggota Tim Independen Polri, Hendardi mengaku sudah menyaksikan video testimoni Fredi Budiman yang dibuat H-1 sebelum dieksekusi. Dalam video itu Fredi sempat menyebut nama sejumlah aparat.
"Menyangkut nama-nama aparat, bahwa benar ada disebut setidaknya tiga nama, namun tidak dalam kaitannya dengan aliran dana sebagaimana kesaksian FB kepada HA,' katanya kepada merdeka.com, Senin (29/8).
Dia mengaku sengaja tidak menyebut nama atau inisial untuk menghindari interpretasi yang keliru karena dikhawatirkan berpotensi mengganggu proses penyelidikan. "Termasuk untuk memastikan adanya perlindungan hak bagi seseorang," tuturnya.
Menurutnya, video sebagai salah satu petunjuk awal di tengah keterbatasan petunjuk-petunjuk awal dari kesaksian Fredi. Setelah ini tim masih akan melakukan penelusuran untuk mencari bukti-bukti lain.
Pernyataan Hendardi berbeda dengan yang dikatakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku sudah melihat isi video testimoni Fredi Budiman yang direkam sehari sebelum eksekusi mati gembong narkoba itu. Dalam video tersebut, Tito memastikan Fredi tidak menyebut nama-nama aparat atau lembaga penegak hukum yang terlibat dalam bisnis narkobanya. Berbeda dengan testimoni Fredi yang diceritakan koordinator KontraS Haris Azhar.
Video tersebut hanya berisi curahan hati Fredi dan penyesalan atas perbuatannya selama ini. Serta menyayangkan mengapa hanya dia saja yang dihukum sementara pelaku lain yang berbisnis bersamanya tidak.
"Dia (Fredi di rekaman video) enggak menyebutkan nama-nama. Intinya kira-kira dia menyampaikan curhatan dia lah dia bertobat, dia merasa bersalah selama ini." tegas di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/8).
Jenderal Tito menerima video testimoni Fredi Budiman dari Menkum HAM Yasonna Laoly, Kamis (25/8) kemarin. "Langsung diserahkan kepada saya," ujar Tito.
Tito menyebut ada dua buah video yang diserahkan Menkum HAM. Salah satunya berdurasi sangat pendek, sementara video lainnya cukup panjang.
"Berapa belasan menit setahu saya. (Durasinya) Yang satu pendek sekali, lebih kurang mungkin satu menitan lebih. (Durasi video yang) Satunya lagi di atas sepuluh menit," ujarnya.
Sebelumnya, dari informasi yang diperoleh merdeka.com, dalam video itu Fredi membeberkan sejumlah nama pejabat Polri, TNI dan BNN yang ikut terlibat peredaran narkoba skala besar.
Video itu sendiri diambil sehari sebelum regu tembak mengeksekusi Fredi. Di mana pihak yang merekam semua pernyataan perihal nama-nama pejabat yang ikut terlibat adalah Ditjenpas Kemenkumham. Sampai saat ini, video itu masih disimpan rapat-rapat.
Kepala Bagian Humas Ditjenpas Kemenkumham, Akbar Hadi membenarkan adanya rekaman video pengakuan Fredi. Hanya saja, dia berkelit jika video itu berisi tentang dokumentasi perubahan sikap Fredi sebelum dieksekusi mati.
"Itu hanya video pembinaan terkait dengan perubahan sikap Fredi," kata Akbar kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Kapolri bohong bilang Fredi tak sebut aparat di video testimoni?
Tim Polri benarkan Fredi sebut 3 nama aparat dalam video testimoni
Usut testimoni Fredi, Tim Independen periksa eks Kalapas Sitinjak
Kapolri harus berani gelar Nobar video testimoni Fredi
Kapolri: Di video testimoni, Fredi cuma curhat dan tak sebut nama
Kapolri sebut kesaksian Fredi dalam video testimoni masih sumir
Terima video testimoni Fredi, Kapolri belum akan buka ke publik
-
Kapan Frederik Kiran diwisuda? “Kemarin, wisuda Kiran Sekolah Sevenoaks, angkatan 2024, hari kelulusan,” tulis Kartika di akun Instagram pribadinya.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Siapa yang menulis kesan terhadap Tirto Adhi Soerjo dalam artikel "Mangkat"? Seorang anak didik Tirto Adhi Soerjo lainnya, Mas Marco Kartodikromo, menulis kesan terhadap gurunya itu melalui artikel bertajuk "Mangkat" yang dimuat di surat kabar Djawi Hisworo edisi 13 Desember 1918.