Kapolri sebut pelibatan TNI tangani teroris mirip Operasi Tinombala
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan bahwa bergabungnya TNI dalam pengungkapan kasus terorisme saat ini mirip dengan Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah. Dalam operasi itu TNI dan Polri bersatu buat menangani teroris.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan bahwa bergabungnya TNI dalam pengungkapan kasus terorisme saat ini mirip dengan Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah. Dalam operasi itu TNI dan Polri bersatu buat menangani teroris.
"Saya berpendapat bahwa, yang terjadi saat ini adalah mirip dengan Operasi Tinombala, di mana kekuatan TNI dan Polri bergabung dalam rangka sama-sama menangani itu (terorisme)," ungkap Tito di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/5).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
Menurut Tito, operasi bersama TNI ini 75 persennya menekankan ke sektor intelijen. Sementara di bidang penindakannya hanya 5 persen.
"Kemudian 20 persennya yaitu di bidang pemberkasan, agar bisa masuk ke pengadilan. Karena negara ini adalah negara demokrasi yang mengutamakan supremasi hukum," ucap Tito.
Tito mengaku bahwa pelibatan TNI dalam penanganan kasus terorisme sudah disetujui oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Oleh sebab itu, nantinya TNI akan turut serta membantu Polri dalam operasi penanganan terorisme.
"Saya justru meminta kepada bapak Panglima TNI untuk kekuatan dari TNI, untuk masuk bergabung dalam operasi ini," ucap Tito.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menilai pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI, sebagai bentuk menciptakan rasa aman di masyarakat.
"Pemerintah dalam proses komando operasi khusus gabungan yang berasal dari Kopassus, Marinir, Paskhas, dalam rangka beri rasa aman pada rakyat," ujar Jokowi.
Meski membentuk Koopssusgab TNI, kata Jokowi, tindakannya dalam memberantas teroris di Tanah Air dilakukan apabila situasi sudah di luar kapasitas Polri.
"Artinya, tindakan preventif lebih penting dibandingkan langkah represif," ucap Jokowi.
Reporter: Hanz Salim
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Revisi UU Terorisme, Kapolri tegaskan teroris bentuk organisasi terselubung
Revisi UU Terorisme harus pastikan aparat mampu lakukan tindakan preventif
Hidayat Nur Wahid sebut Densus 88 belum sepakat soal definisi terorisme
Wapres JK minta DPR dan pemerintah tidak terus perdebatkan definisi terorisme
Pansus sebut Densus 88 ingin unsur politik masuk penjelasan definisi terorisme