Kapolri sebut pernyataan Novel bisa berdampak buruk bagi Polri & KPK
Kapolri sebut pernyataan Novel bisa berdampak buruk bagi Polri & KPK. Jika hal tersebut adalah hanya sebuah fiktif atau hanya isu saja, Jenderal bintang empat tersebut sangat menyayangkan sekali. Menurut dia, pernyataan ini bisa berdampak bagi Polri dan KPK.
Penyidik KPK Novel Baswedan curiga ada keterlibatan jenderal di balik kasus penyiraman air keras terhadap dirinya beberapa waktu lalu. Pernyataan ini dinilai berdampak buruk bagi Polri dan KPK jika tak bisa dibuktikan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pihaknya tidak berlebihan menanggapi isu yang diungkapkan oleh Novel. Bahkan Tito berjanji akan bertindak tegas kepada jenderal yang disebut itu, jika memang ada bukti.
"Terkait masalah pernyataan Novel di majalah Times adanya dugaan oknum jenderal polisi, kami tentunya menanggapi ini tidak overactive," kata Tito di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (19/6).
Tito hari ini berkunjung ke gedung KPK menemui Ketua KPK Agus Rahardjo. Kunjungan ini untuk menjelaskan perkembangan kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan yang hingga kini belum terungkap, siapa dalangnya.
Tito menjanjikan akan menyelidiki keterlibatan jenderal seperti tudingan Novel itu. Pihaknya pun akan mengirim tim untuk memeriksa Novel yang kini dirawat di Singapura.
"Kami juga akan secepat mungkin kirim tim ke sana (Singapura) untuk menanyakan kepada Novel apakah itu merupakan fakta ada bukti atau kah itu isu kecurigaan. Klo itu fakta hukum, bukti, dari Polri siap kami akan proses hukum," ujarnya.
Namun, jika hal tersebut adalah hanya sebuah fiktif atau hanya isu saja, Jenderal bintang empat tersebut sangat menyayangkan sekali. Menurut dia, pernyataan ini bisa berdampak bagi Polri dan KPK.
"Kita akan lakukan sidik dan kita akan terbuka hasil sidik. Tapi kalau itu merupakan satu isu saya dari Polri saya selaku pimpinan Polri menyayangkan karena ini berakibat buruk bagi imej institusi kepolisian dan kedua juga bisa membentuk situasi yang kurang baik antara institusi Polri dan KPK," sesalnya.
"Kami tidak ingin harapkan (hubungan KPK-Polri buruk), karena Polri dari awal di bawah kepemimpinan saya dan Pak Agus (Rahardjo), prinsip ini bersinergi sebaik-baiknya," tambahnya.
Lebih lanjut, Tito tidak ingin pemberitaan tersebut menjadi liar. Sehingga membuat saling curiga-mencurigai antara polisi yang satu dengan yang lainnya.
"Kita tidak ingin isu itu menjadi liar dan kemudian di dalam institusi kepolisian sendiri saling curiga. Bisa juga semua anggota polisi ingin institusi baik sehingga kalau ada kecurigaan satu sama lain menimbulkan situasi kurang harmonis di kepolsian," tandasnya.