Kapolri sebut Sulteng, Papua, Maluku & NTB rawan konflik pilkada
Salah satu indikator potensi kerawanan, kata Badrodin, adalah adanya head to head antara Bupati dan Wakilnya yang maju.
Pilkada serentak tinggal menghitung hari. Ada 269 kabupaten/kota yang akan menggelar Pilkada. Dari ratusan daerah itu, polisi telah melakukan pemetaan kerawanan.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebut ada empat provinsi yang terhitung rawan. Ke empat propinsi itu masing-masing Sulawesi Tengah, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Barat.
"Secara nasional, yang rawan itu banyak. Hampir semua rawan tapi ini ada empat yang teridentifikasi yakni Sulawesi Tengah, Papua, Maluku dan NTB sehingga butuh pengamanan khusus," kata Badrodin kepada wartawan usai membuka Rakorda Pilkada serentak 2015 di Sulsel yang digelar di Hotel Four Point by Sheraton, Selasa, (24/11).
Pengamanan khusus yang dimaksud, kata Badrodin, adalah penebalan atau penambahan kekuatan pengamanan dari Mabes. Adapun di Provinsi Sulsel, tambahnya, ada empat daerah juga tergolong rawan.
Hanya saja belum membutuhkan penambahan pasukan dari Mabes. Menurut Badrodin, cukup di-back up personel dari Polda dan dari Polres-polres sekitar yang tidak sedang gelar Pilkada.
"Di Sulsel itu, hanya ada 11 daerah yang akan gelar Pilkada, pengamanan masih bisa ditangani Polda dan polres-polres yang tidak melaksanakan Pilkada sehingga tidak perlu tambahan pasukan dari mabes Polri," ujarnya seraya menambahkan, di Sulsel ada empat daerah rawan masing-masing Kabupaten Gowa, Soppeng, Toraja dan Luwu Utara.
Salah satu indikator potensi kerawanan, kata Badrodin, adalah adanya head to head antara Bupati dan Wakil Bupati yang maju kembali di Pilkada seperti yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara.
"Di Luwu Utara ini harus diantisipasi karena masing-masing punya pendukung tentu saling tahu kelebihan dan kelebihan masing-masing," jelasnya.