Kapolri selidiki dana Rp 7 miliar diduga buat biayai WNI gabung ISIS
Kapolri Jenderal Badrodin belum bisa menyimpulkan tujuan aliran dana dari Australia.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya aliran dana dari Australia untuk warga negara Indonesia (WNI). Tidak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp 7 miliar. Uang itu diduga digunakan untuk membiayai WNI yang ingin bergabung jaringan militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Untuk memastikan tujuan aliran dana sebesar itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku sudah memerintahkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Kenapa Kapolri dan Panglima TNI meninjau SUGBK? “Kami ingin memastikan serangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang dilaksanakan besok sore ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik,” tutur Sigit.
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang Prabowo pantau di IKN? Dalam kunjungan itu, Prabowo turut memantau langsung perkembangan pembangunan Istana Negara dan mendengarkan paparan oleh Tim Kontruksi IKN di lapangan yang berkaitan dengan lokasi dilaksanakannya upacara HUT RI mendatang.
"Sedang diselidiki," kata Badrodin usai menghadiri acara peluncuran buku karya Komisoner Kompolnas, Edi Saputra Hasibuan yang berjudul 'Dari Balik TKP' di Jakarta, Selasa (1/12).
Untuk saat ini Badrodin belum bisa menyimpulkan tujuan aliran dana dari Australia. Menurut dia, butuh waktu untuk memastikan itu. "Bisa saja disimpulkan tapi perlu waktu," tegas dia.
Sebelumnya diberitakan, PPATK memantau aliran dana dari Australia ke Indonesia yang mencurigakan. Uang senilai 500.000 dolar Australia (setara Rp 7 miliar) ditransfer beberapa kali, kemungkinan besar digunakan jaringan militan Negara Islam Irak dan syam (ISIS) untuk mengirim WNI ke Suriah.
"Tentu Densus 88 perlu melakukan verifikasi terhadap temuan ini dan bisa bekerja sama dengan otoritas di Australia," kata Wakil Ketua PPATK Agus Santoso di Jakarta.
Sedangkan saat diwawancarai Stasiun Televisi ABC bulan lalu, Agus menyatakan tersangka yang mengirim uang dari Australia adalah perempuan asal Jawa berstatus WNI. Dia disokong suaminya warga kulit putih setempat. Semua rekening yang mengirim uang atas nama perempuan itu.
PPATK mendapat laporan pertama kali transaksi mencurigakan ini dari rekan mereka, Pusat Analisis Transaksi Australia (INTRAC). Dana mencurigakan itu rutin dikirim sejak 2012. Sebagian uang belum dicairkan, masih mengendap di perbankan Tanah Air. "Uang ini ditransfer ke 10 rekening berbeda," kata Agus.
Nama pengirim maupun penerima itulah yang akan diserahkan PPATK kepada Densus 88. INTRAC, bersama Kepolisian Australia, kini terus memantau pasangan suami istri yang rajin mengirim uang ke Indonesia itu. Detail nama ataupun alamat mereka tidak diungkap ke media, karena penyelidikan masih berlangsung.
Baca juga:
Dana Rp 7 M mengalir dari Australia danai WNI berangkat ke Suriah
Usia tua & sering sakit, Ba'asyir usul sidang dipindah ke PN Cilacap
Rusia diduga pakai senjata kimia saat menyerang markas ISIS
Luhut sebut akhir tahun 2015 pengamanan diperketat
Bangunan di TTS digambar bendera ISIS, pemda gelar rapat darurat