Kapten Esther, srikandi bernyali di atas burung besi
Esther tetap bertahan, meski PT DI hampir tumbang.
Pilot menjadi salah satu cita-cita populer. Tak cuma lelaki, perempuan pun kini banyak yang ingin menekuni pekerjaan itu.
Esther Gayatri Saleh salah satunya. Namun, jenis pekerjaan pilot Esther lebih menantang. Dia mesti menguji habis-habisan kemampuan pesawat baru dibikin. Jika gagal saat dicoba, nyawa bisa melayang.
"Saya uji coba untuk semua produk PT DI," kata Kapten Esther kepada merdeka.com, di sela acara penampilan perdana Pesawat N219 di PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, kemarin.
Tahun depan, Esther akan menguji pesawat terbaru buatan PT DI, hasil kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) itu. "Saya coba semuanya. Mulai CN 235 dan yang sekarang (N 219)," ujar Esther.
Perempuan kelahiran Palembang 1962 ini membeberkan pengalaman uji terbang pesawat CN 235 versi militer. Dengan burung besi itu, dia pernah mencoba simulasi single engine stall, yakni menerbangkan pesawat pada ketinggian 10 ribu meter dengan salah satu mesinnya mati. Mesin itu harus dihidupkan saat ketinggian tertentu.
Tak banyak pilot bertugas sebagai penguji terbang perdana pesawat, mengingat resikonya yang tidak main-main. Namun Esther mencintai pekerjaan menantang itu.
Esther juga dikenal sebagai pilot senior yang loyal terhadap PT DI yang dulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Dia tetap bertahan meski perusahaan itu pernah menghadapi ancaman gulung tikar.
"Tahun 2010 saya pernah tiga bulan tidak digaji. Rekan-rekan saya yang tak tahan banyak yang keluar," ucap Esther.
Esther bukannya tidak mendapat tawaran pekerjaan lain. Waktu itu, justru banyak perusahaan dari dalam dan luar negeri memerlukan pilot uji. Namun, dia merasa PT DI masih membutuhkannya, meski kondisinya sedang terpuruk.
Esther juga tidak mungkin meninggalkan kepercayaan diberikan BJ Habibie, ketika menjabat Presiden Direktur IPTN. Pilot lulusan sekolah Amerika Serikat ini dipercaya BJ Habibie untuk bekerja di PT DI.
"Saya begitu haru mendapat kepercayaan dari Pak Habibie. Beliau menerima saya bekerja di sini. Hal itu juga yang membuat saya bertahan," lanjut Esther.
Kini, Esther yakin PT DI menghadapi sejumlah gelombang kebangkitan melalui produk-produknya yang dinanti pasar dalam dan luar negeri. Produk terbaru adalah pesawat spesialis pulau terpencil, N219, yang tahun depan akan melewati uji terbang perdana.