Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Unej soal Limbah Tekstil Raih Medali Emas di AISEEF 2022
Danil bersama teman-temannya yakni Nur Laila Magvira, Ahmad Burhanudin, Reza Maulana, dan Safira Ummah mengajukan karya tulis ilmiah yang berjudul "Textile Wastewater Bioremediation Using Bacterial Enzyme for Free Pollutant Industrial Environment".
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember (Unej), Jawa Timur berhasil meraih medali emas dalam ajang internasional karya tulis ilmiah bidang lingkungan Asean Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2022.
Kompetisi internasional yang diselenggarkan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bersama Universitas Diponegoro pada 2-4 Februari 2022 diikuti oleh 447 tim yang berasal dari 20 negara.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
-
Apa yang dibahas dalam acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? Mengusung tema 'Hukum, Profesi Jurnalistik & Etika Sosial Media', MA Goes To Campus hadir dengan tujuan untuk mengedukasi para mahasiswa baru agar lebih tertarik dalam berkarier di bidang hukum. Khususnya menjadi hakim di Mahkamah Agung.
-
Kapan Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia? Dilahirkan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 1977, Najwa menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996.
-
Siapa saja yang hadir di acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? MA Goes To Campus yang hadir di UIN Jakarta tersebut dihadiri sederet tokoh penting. Mulai dari Rektor UIN Prof. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., Kepala Biro Hukum dan Humas MA Dr. H. Sobandi, S.H., M.H, Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Prof. Dr. Kamarusdiana, M.H., Hakim Yustisial Kepaniteraan MA RI Dr. Abdurrahman Rahim, SH., MH, Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MA Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H., serta Pimpinan Redaksi Liputan6 Irna Gustiawati.
-
Apa saja jenis beasiswa Banyuwangi Cerdas? Beasiswa Banyuwangi Cerdas terdiri atas dua skema. Pertama, beasiswa pembiayaan penuh selama delapan semester alias empat tahun, termasuk menerima uang saku bulanan. Beasiswa jenis ini juga biasa disebut "bidik misi". Kedua, beasiswa insidentil, untuk mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan namun mengalami kesulitan biaya di pertengahan jalan. Besarannya menyesuaikan dengan kebutuhan.
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
"Karya tulis kami diangkat dari keprihatinan dalam pengelolaan limbah cair yang dihasilkan oleh industri tekstil karena limbah cair tersebut jika tidak dikelola dengan baik dapat merusak lingkungan tanah dan air," kata Ketua Tim mahasiswa yang meraih medali emas itu, Danil Eka Fahrudin di Jember, Jumat (18/2).
Danil bersama teman-temannya yakni Nur Laila Magvira, Ahmad Burhanudin, Reza Maulana, dan Safira Ummah mengajukan karya tulis ilmiah yang berjudul "Textile Wastewater Bioremediation Using Bacterial Enzyme for Free Pollutant Industrial Environment".
"Limbah bersifat racun dan ketika dilepas secara sembarangan ke lingkungan atau ke tanah, maka akan merusak fisik tanah karena bakteri-bakteri baik penyusun tanah akan mati. Begitu pula jika dilepas ke air, misalnya ke sungai lebih berbahaya lagi," katanya.
Ia mengatakan limbah cair dari industri tekstil tidak bisa terurai dengan sendirinya dan jika dibuang sembarangan dampaknya akan meninggalkan endapan atau residu yang akan terus meracuni tanah dan air karena tidak bisa terurai.
"Oleh karena itu, kami melakukan penelitian bagaimana supaya limbah cair yang dihasilkan industri tekstil bisa terurai dengan sendirinya. Sampel limbah cair dari industri tekstil kami tambahkan bakteri 'pseudomonas aeruginosa' sebagai pengurai," kata mahasiswa Program Studi Agroteknologi itu.
Ia menjelaskan bakteri pseudomonas aeruginosa dapat menguraikan air yang telah terkontaminasi dengan pewarna kain, sehingga setelah air limbah tekstil terurai dari pewarna kain dan racun, limbah tersebut dapat dilepaskan ke lingkungan dengan aman.
"Dalam penelitian kami, menunjukkan limbah tekstil cair yang diberi tambahan pseudomonas aeruginosa warnanya perlahan memudar. Butuh waktu sekitar satu bulan hingga airnya menjadi bersih yang menandakan semua warna dan racun sudah terurai," katanya.
Walaupun karya ilmiahnya masih sebatas hasil penelitian di laboratorium, ia berharap dapat segera diimplementasikan untuk membantu pengelolaan limbah cair industri tekstil yang berpotensi merusak lingkungan.
"Harga isolat bakteri memang masih terbilang mahal, namun demikian masih bisa diperbanyak secara mandiri. Harga per 100 mili liternya kisaran Rp300 sampai 400 ribu, namun bakteri tersebut bisa dibiakkan, sehingga dapat menghemat biaya karena sekali beli bisa dipakai selamanya dengan cara diperbanyak sendiri," demikian Danil Eka Fahrudin.
Baca juga:
Mahasiswa UI Ciptakan Pesawat Canggih Teknologi Microsoft, Mampu Petakan Area
Luar Biasa, Kue Pinggir Jalan ini Beromzet Belasan Juta Per Hari, Antre Sampai 2 Jam
Wisuda Dihadiri Wagub, Begini Kisah Inspiratif Petugas Oranye Lulus Kuliah Cumlaude
Mahasiswi Asal Jember Ini Bikin Usaha Rak Kayu, Alasannya Banjir Pujian
40 Kata-kata Keren Mahasiswa Cerdas dan Aktif, Bangkitkan Semangat Menuntut Ilmu
3 Alumni IPB Buktikan Baktinya Pada Negeri, Ada yang Buka Kafe di Tengah Kebun