Kasad minta purnawirawan ikut Pilkada tak seret loyalis yang masih aktif
Kasad minta purnawirawan ikut Pilkada tak seret loyalis yang masih aktif. Baginya, hal tersebut sebagai wujud kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya oknum prajurit TNI AD yang bertindak tidak netral. Sekaligus jaminan kepada masyarakat bahwa TNI AD serius mengawal proses demokrasi di Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono mengingatkan kepada jajaran TNI AD untuk setia menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Dari hal itu dia menekankan bagi para purnawirawan yang mengikuti Pilkada tak melibatkan loyalisnya.
Pesan tersebut diungkapkannya akibat reaksi masyarakat serta berbagai pihak yang memiliki kekhawatiran akan terganggunya netralitas TNI karena beberapa Purnawirawan TNI AD ikut berkompetisi.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Kapan Sesko TNI AU resmi didirikan? Seskoau resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1963.
"Para purnawirawan agar benar-benar tulus dan ikhlas untuk tidak menarik menarik lagi dan melibatkan personel angkatan darat terhadap berbagai akses yang dapat mengarah pada politik praktis, serta agar netralitas TNI tetap terjaga," kata Mulyono saat memimpin upacara Sertijab perwira di Mabes TNI AD, Kawasan Jakarta Pusat, Senin (15/1).
Baginya, hal tersebut sebagai wujud kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya oknum prajurit TNI AD yang bertindak tidak netral. Sekaligus jaminan kepada masyarakat bahwa TNI AD serius mengawal proses demokrasi di Indonesia.
Lanjut Mulyono, TNI AD harus tegas berada di tengah-tengah kepentingan rakyat bangsa dan negara. Loyalitas TNI AD pun harus tegak lurus secara hirarkis sesuai amanat konstitusi.
"Jadi TNI telah jadi jiwa, nafas, dan sikap yang ditunjukkan oleh seluruh prajurit TNI AD dalam kehidupan sehari harinya. Oleh karena itu, netralitas bagi TNI AD telah final dan tidak perlu diperdebatkan atau diragukan kembali," tuturnya.
Lebih lanjut, Mulyono menepis terkait anggapan bahwa TNI telah berpolitik praktis. Sebab, anggota TNI yang ikut meramaikan pesta demokrasi itu telah mengakhiri masa baktinya.
"Dalam kontestasi Pilkada 2018 adalah para purnawirawan yang telah mengakhiri masa dinasnya. Sebagai, WNI tentu mereka juga memiliki hak politik untuk turut dalam kontestasi politik yang ada. Jadi tidak benar kalau Pilkada ini adalah wujud kembalinya TNI untuk berpolitik praktis," tuturnya.
Baca juga:
KPU: Tambahan anggaran verifikasi faktual parpol capai Rp 66 miliar
Diperiksa Bawaslu soal diminta mahar oleh Prabowo, La Nyalla tak hadir
Besok, KPU Jatim terima hasil tes kesehatan paslon dari rumah sakit
Di hadapan Djarot, Maruarar bakal kerahkan TMP menangkan Pilgub Sumut
PDIP Ponorogo, siap menangkan Gus Ipul-Puti di Pilgub Jatim