Kasus bayi Naila, bukti RS di Indonesia tak berperikemanusiaan
'Negeri ini seperti keledai, akibat prosedural tak substantif akhirnya mengorbankan nyawa orang," sindir Indra.
Komisi IX DPR memberikan perhatian khusus pada kasus bayi Naila. Naila yang mengidap sesak napas dan dalam keadaan kritis terlambat ditolong pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang, Pinrang, Sulawesi Selatan.
"Saya sangat menyesalkan dan mengecam pengelola RSU Lasinrang, Pinrang, Sulawesi Selatan, yang diduga telah menelantarkan atau tidak memberikan penanganan medis bagi bayi Naila hanya karena persoalan administrasi sehingga berujung pada kematian tragis," kritik anggota Komisi IX DPR, Indra, saat ditemui di sela-sela acara diskusi di kafe Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/110.
Indra menilai kasus seperti ini sudah sering kali terjadi di dunia medis di Indonesia. "Kita dikejutkan dengan perilaku yang tidak berperikemanusiaan pengelola rumah sakit yang menelantarkan atau tidak melayani orang sakit hanya karena persoalan administrasi, sehingga berujung pada kematian tragis," tambahnya.
Dia menyarankan harusnya rumah sakit mendahului pasien yang dalam kondisi darurat. "Kenapa orang yang sakit di depan mata masih diganjal administrasi, seharusnya setiap rumah sakit, setiap para medik mengedepankan pertolongan dan menangani setiap yang datang berobat tanpa dihalangi dengan persoalan administrasi atau biaya," jelas politikus PKS ini.
"Negeri ini seperti keledai, akibat masalah prosedural yang tak substantif akhirnya mengorbankan nyawa orang," tandasnya.
Sebelumnya, bayi Naila yang dipangku ibunya mengembuskan napas terakhir karena tak segera mendapat pertolongan dari pihak rumah sakit. Mustari, ayah Naila, malah diminta mengambil nomor antrean meskipun sudah bercerita kondisi anaknya yang kritis.
Saat itu, Naila mendapat antrean nomor 115 sedangkan pasien yang dipanggil baru nomor 95.
Mustari coba kembali mendatangi loket untuk mendapatkan prioritas tapi malah ditanya berbagai surat miskin. Hingga akhirnya tepat pukul 10 lebih, Naila tak lagi bernyawa.
"Ya kan mau apa lagi, dia sudah meninggal," ucap Mustari, lirih.