Kasus Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes Ungkap Penyebabnya
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 disebabkan masyarakat tak lagi melakukan pengecekan kesehatan.
Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat signifikan. Peningkatan mulai terlihat jelas sejak 11 April 2023.
Dalam sehari, kasus terkonfirmasi Covid-19 bertambah 944. Padahal pada 10 April 2023, kasus Covid-19 hanya meningkat 494.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 disebabkan masyarakat tak lagi melakukan pengecekan kesehatan.
"Sebagian besar masyarakat sekarang sudah tidak tes (Covid-19) maka potensi penularan dalam masyarakat menjadi besar," kata Nadia kepada merdeka.com, Senin (17/4).
Selain itu, Nadia menduga, kasus Covid-19 meningkat karena subvarian Omicron XBB.1.1 atau Arcturus. Indonesia mencatat dua kasus Covid-19 Arcturus pada Maret 2023 lalu.
Kementerian Kesehatan sudah melakukan surveilans genomik subvarian Covid-19 di Indonesia. Hasilnya, penularan Covid-19 masih didominasi subvarian BA.4.
"Potensi subvarian baru (Arcturus) ada kemungkinanya tetapi kalau melihat survailens genomik saat ini masih (didominasi) BA.4 yang juga cepat menular," jelas Nadia.
Masyarakat Diimbau Lengkapi Vaksin Booster
Nadia mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin booster kedua, serta meningkatkan kesadaran diri untuk kembali melakukan tes kesehatan bila bergejala.
"Kalau sakit segera tes dan isolasi atau protokol kesehatan masih jadi kunci melawan varian baru," katanya.
Nadia menambahkan, subvarian Arcturus diduga bisa menurunkan perlindungan antibodi yang didapatkan secara alami melalui infeksi atau vaksinasi.
"Akan tetapi, kalau melihat dua kasus baru di Jakarta, tidak memiliki gejala dan yang satu gejala batuk, pilek, dan infeksi paru sehingga harus menjalani perawatan," katanya.
Ia mengatakan perawatan terhadap pasien pun rata-rata berkisar 5 hingga 6 hari. Sementara dua kasus Arcturus yang ditemukan di Jakarta sudah sembuh total.
"Jadi, kalau kita lihat proteksi imunisasi ini masih cukup bisa melawan varian ini. Yang penting adalah perna kita lindungan, bukan hanya individu tetapi juga kelompok, bagaimana bisa terus menjaga diri kita dan masyarakat bisa booster mumpung kesempatannya masih ada," kata Nadia.
(mdk/tin)