Kasus-kasus pembunuhan sesama jenis yang bikin heboh
Komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau disingkat LGBT kini tengah menjadi sorotan.
Komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau disingkat LGBT kini tengah menjadi sorotan. Bukan tempat untuk diakui keberadaannya, melainkan menjadi perbincangan tersendiri di tengah masyarakat.
Maraknya keberadaan komunitas ini kembali muncul pasca terkuaknya sebuah organisasi Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC) tumbuh subur di Universitas Indonesia. Organisasi yang berdiri sejak 17 Mei 2014 lalu ini khusus menampung curahan hati para kaum LGBT. Sontak, keberadaannya mendapat tentangan dari sejumlah pihak.
Belum usai masalah tersebut, kini muncul kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret pedangdut Saipul Jamil. Ia dilaporkan oleh korban DS yang mendapat perlakuan tak senonoh saat menginap di rumah pria akrab disapa Bang Ipul tersebut.
Menengok segala permasalahan yang melibatkan kaum LGBT, khalayak diingatkan oleh beberapa tindak pidana pembunuhan.
Beberapa tahun belakang, berita dalam negeri turut diramaikan kasus pembunuhan dimana pelaku dan korban merupakan pasangan penyuka sesama jenis.
Merdeka.com merangkum beberapa kasus pembunuhan sesama jenis yang membuat heboh. Berikut kasusnya:
-
Siapa yang paling gampang terlambat? "Faktor lain yang mungkin mempengaruhi keteraturan seseorang adalah seberapa cenderung mereka melakukan banyak hal sekaligus," jelas Waldum.
-
Siapa yang paling rentan terkena hiperseksualitas? Sekitar 2 hingga 6 persen dari populasi umum mengalami hiperseksualitas, seperti yang disebutkan dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosexual Health pada tahun 2022.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Siapa yang paling sering menjadi korban bullying? Dalam hal ini, biasanya siswa yang merasa lebih dominan dan superior akan melakukan perundungan pada siswa lainnya yang dianggap lemah dan tidak berdaya.
-
Siapa yang paling sering terkena Gangguan Kecemasan? Menurut WHO, pada tahun 2019, lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan kecemasan.
Menolak dicium, pemuda di Bekasi tewas dihabisi pasangan gaynya
Andri (25) penghuni kontrakan di Kampung Bulu RT 02 RW 23 Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ditemukan tewas mengenaskan di rumah petakannya pada Jumat (23/10) pukul 23.00 WIB.
Kapolresta Bekasi Kombes Awal Chairudin, mengatakan pelaku pembunuh Andi yaitu pasangan sejenisnya bernama Irman (25). Motif pembunuhan tersebut dilatarbelakangi lantaran pelaku kesal, soalnya dibanding-bandingkan dengan pacar sesama jenis korban sebelumnya.
"Korban minta cium pada tersangka tapi ditolak, kemudian korban membandingkan dengan rekannya sebelumnya," kata Kombes Awal Chairudin, Kamis (29/10).
Tak terima dengan ucapan korban yang membandingkan itu, keduanya terlibat cekcok mulut. Pelaku yang kesal lalu memukul kepala korban dengan tangan kosong. "Pelaku lalu menjerat leher korban dengan kabel setrika hingga meninggal," katanya.
Untuk menghilangkan jejak kata Awal, pelaku melarikan diri dengan membawa harta korban. Di antaranya, sepeda motor jenis Honda Revo, ponsel dan dompet. "Sepeda motor dijual pada temannya 1,5 juta di Gunung Putri Bogor. Penadahnya juga kami tangkap," katanya.
Tersangka Irman kepada polisi mengaku telah menjalin hubungan sesama jenis selama enam bulan, mereka kenalan melalui media sosial. Selama itu pula keduanya sering bercumbu di rumah kontrakan korban.
Terbakar api cemburu, Ryan Jombang potong pacar sesama jenisnya
Very Idam Henyansyah alias Ryan 'Jombang' membunuh Heri Santoso di Margonda Residence, kamar 309, Jalan Margonda Raya, Depok. Ryan membunuh Heri karena cemburu.
Ryan mengaku membunuh Heri karena tersinggung setelah Heri menawarkan sejumlah uang untuk berhubungan dengan pacarnya, Noval. Jejak Ryan dan Noval dapat terlacak setelah mereka berdua menggunakan kartu ATM dan kartu kredit Heri untuk berfoya-foya.
Ryan membunuh korban dengan cara memutlasi dan dikubur di belakang rumahnya di Jombang. Mereka dibungkus plastik dan ditanam di sekitar pohon untuk menghilangkan jejak.
Korban Ryan yang telah dimutilasi yaitu Grady, Vincentius Yudhy Priyono alias Vincent (30), Grendy, Guruh Setyo Pramono alias Guntur, Agustinus F Setiawan alias Wawan (28), Nanik Hidayati (31) dan putrinya Sylvia Ramadani Putri (3), Aril Somba Sitanggang (34), Muhammad Akhsoni alias Soni (29), dan Zaenal Abidin alias Zeki (21).
Tolak ajakan bercinta, Rudianto dibakar Ryan
Rudianto (23) mahasiswa Batam yang baru lulus dari FISIP Universitas Parahyangan (Unpar) tewas dibunuh dan dibakar teman gay-nya, Ryan Bella Perdana, Sabtu (2/8) tahun 2014 lalu. Ryan mengaku membunuh karena dipaksa berhubungan intim oleh Rudianto.
"Dia (Rudianto) memaksa (berhubungan badan) sampai mengancam saya dengan pisau. Jika tidak mau akan disebarkan bahwa saya gay ke keluarga," kata Ryan di Polresta Bandung, Kamis (7/8) lalu.
Sebelum membakar, Ryan terlebih dahulu membunuh dengan menghujamkan batu dan menjerat leher menggunakan kabel laptop. "Maksud membakar ini karena ingin menghilangkan jejak, jadi seolah-olah telah terjadi kebakaran," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Nugoroho Arianto.
Ryan pun di situ mengambil sejumlah barang berharga korban seperti uang dan handphone. Untuk menghilangkan jejak, kemudian barang berharga korban dan batu yang dipakai menghabisi nyawa korban dibuang ke dua tempat berbeda, Jalan Siliwangi dan Jalan RE Martadinata.
Atas perbuatannya, Ryan Bella Perdana dituntut 12 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU). Terdakwa pembunuh Rudianto yang merupakan penyuka sesama jenis atau gay dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan karena telah melakukan penganiayaan hingga menghilangkan nyawa seseorang.
Mujianto bius dan sodomi, lalu bunuh majikan prianya
Pengakuan mengejutkan datang dari Mujianto (26). Pria asal Kediri, Jawa Timur ini mengaku telah membunuh 15 orang. Mujianto selama ini diduga menjadi pasangan homo dari majikannya di Nganjuk.
Kapolres Nganjuk AKBP Anggoro Sukartono, mengatakan Mujianto memang memiliki penyimpangan seksual. Selama ini, pelaku lebih menyukai sesama jenis alias homo.
"Jadi semua korbannya itu dibius dahulu lalu disodomi. Setelah itu baru dibunuh. Korbannya semua laki-laki," terangnya.
Terungkapnya kasus ini bermula saat Muhammad Faiz (28) dan Sumartono (47) melapor ke kepolisian. Keduanya melaporkan bahwa mereka telah dibius oleh Mujianto.
Lalu petugas segera melakukan pengejaran kepada Mujianto. Petugas akhir menangkap Mujianto kemarin malam di rumah majikannya di desa Sonopatik, Kecamatan Mbrebek, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.