Berkenalan Dengan Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Sering Menghinggapi Pekerja Kantoran
Dalam konteks pekerja kantoran, tekanan dan tuntutan pekerjaan dapat menjadi pemicu yang potensial untuk munculnya anxiety disorder.
Berkenalan Dengan Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Sering Menghinggapi Pekerja Kantoran
Rasa cemas atau anxiety adalah pengalaman yang umum dialami oleh banyak orang dalam menghadapi situasi tertentu.
Dalam konteks pekerja kantoran, tekanan dan tuntutan pekerjaan dapat menjadi pemicu yang potensial untuk munculnya anxiety disorder.
Namun, ketika rasa cemas sulit dikendalikan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi itu adalah tanda dari gangguan kecemasan.
Setiap orang dapat merasa cemas di beberapa titik dalam hidupnya, terutama dalam menghadapi situasi stres.
Pindah sekolah, memulai pekerjaan baru, atau menghadapi ujian adalah beberapa contoh situasi yang dapat memicu rasa cemas. Gejala-gejala umum anxiety meliputi gugup, detak jantung cepat, sulit tidur, dan sulit konsentrasi.
-
Apa itu Anxiety? Anxiety atau kecemasan adalah respons emosional yang biasa dialami oleh semua orang. Anxiety adalah reaksi alami terhadap stres dan situasi yang menantang. Namun, ketika anxiety menjadi berlebihan, berkelanjutan, dan sangat mengganggu, hal itu dapat berdampak signifikan pada kehidupan seseorang.
-
Kenapa orang mengalami Anxiety? Hal tersebut merupakan bagian dari respons “fight or flight“ tubuh, ketika otak melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, sehingga mempersiapkan tubuh untuk merespons bahaya yang dirasakan.
-
Siapa yang berpotensi alami gangguan kecemasan? Lansia yang mengalami gangguan kecemasan, akan dilingkupi rasa gugup, gelisah, dan ketegangan yang berlebihan.
-
Siapa yang bisa alami social anxiety disorder ? Sekitar 7% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat memiliki gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder pada tahun tertentu.
-
Siapa yang rentan alami kecemasan? Salah satu masalah utama yang dihadapi Gen Z adalah kecemasan yang intens. Mereka tumbuh di dunia yang terhubung secara digital, yang meskipun membawa manfaat, juga membawa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka merasa terisolasi dan kesepian, terutama karena tekanan media sosial dan perasaan takut ketinggalan.
-
Apa saja gejala stres kerja? Berikut adalah 10 gejala stres kerja yang umum terjadi dan memengaruhi keseharian Anda:1. KelelahanKelelahan adalah salah satu gejala paling umum dari stres kerja. Anda mungkin merasa lelah meskipun sudah cukup tidur, dan merasa tidak ada energi untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Kelelahan ini sering disertai dengan penurunan motivasi untuk bekerja dan keengganan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada. 2. Sakit KepalaSakit kepala akibat stres biasanya berupa sakit kepala tegang atau migrain. Rasa sakit ini bisa dirasakan di bagian depan kepala, belakang leher, atau sekeliling tengkorak. Stres menyebabkan ketegangan otot yang dapat memicu sakit kepala, yang mungkin berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. 3. Gangguan TidurStres kerja dapat menyebabkan berbagai gangguan tidur, seperti insomnia atau sering terbangun di tengah malam. Anda mungkin merasa sulit untuk tidur, atau tidur Anda tidak nyenyak dan tidak menyegarkan. Gangguan tidur ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas Anda di tempat kerja. 4. KecemasanKecemasan terkait stres kerja muncul sebagai kekhawatiran yang berlebihan tentang kinerja Anda, tenggat waktu, atau masa depan karier. Anda mungkin merasa cemas secara konstan, bahkan saat tidak ada alasan yang jelas untuk merasa khawatir, dan ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental Anda. 5. Penurunan KinerjaPenurunan kinerja adalah tanda bahwa stres mempengaruhi kemampuan Anda untuk bekerja secara efektif. Anda mungkin merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, membuat lebih banyak kesalahan, atau merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi atasan dan rekan kerja. 6. KemarahanStres kerja dapat membuat Anda lebih mudah marah atau frustrasi. Anda mungkin merasakan kemarahan yang tidak terkendali terhadap pekerjaan, rekan kerja, atau bahkan diri sendiri. Kemarahan ini sering kali merupakan reaksi terhadap tekanan yang berlebihan dan rasa tidak adil. 7. Gangguan PencernaanMasalah pencernaan seperti sakit perut, mual, atau perubahan pola makan adalah gejala stres kerja yang sering terjadi. Stres dapat memengaruhi sistem pencernaan Anda, menyebabkan gejala seperti diare, sembelit, atau nafsu makan yang tidak stabil. 8. Perubahan Pola MakanPerubahan dalam pola makan, seperti makan berlebihan atau kehilangan selera makan, adalah gejala stres yang umum. Anda mungkin mencari kenyamanan melalui makanan atau merasa tidak lapar sama sekali, yang bisa mempengaruhi kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan. 9. Kesulitan BerkonsentrasiStres kerja sering mengakibatkan kesulitan dalam berkonsentrasi atau fokus pada tugas. Anda mungkin merasa mudah teralihkan, kesulitan dalam membuat keputusan, atau tidak mampu mengingat detail penting dari pekerjaan, yang dapat mempengaruhi produktivitas Anda. 10. Penurunan Kualitas Hubungan SosialPenurunan kualitas hubungan sosial bisa terjadi ketika stres kerja membuat Anda merasa terasing atau tidak ingin berinteraksi dengan orang lain. Anda mungkin menghindari pertemuan sosial, merasa sulit untuk berkomunikasi, atau mengalami konflik lebih sering dengan rekan kerja dan keluarga.
Penting untuk membedakan antara rasa cemas yang normal dan gangguan kecemasan. Rasa cemas yang normal bisa menjadi dorongan positif untuk mengatasi tantangan. Namun, jika rasa cemas tetap berlanjut tanpa sebab yang jelas atau mengganggu aktivitas sehari-hari, kemungkinan besar itu adalah gangguan kecemasan.
Normal atau Gangguan Kecemasan?
Jenis-jenis Anxiety Disorder
Anxiety disorder bukanlah satu kondisi tunggal, melainkan kumpulan berbagai gangguan kecemasan. Beberapa di antaranya melibatkan gejala seperti rasa takut yang berlebihan, serangan panik, atau ketakutan sosial. Jenis-jenis gangguan kecemasan meliputi:
2. Agorafobia
Agorafobia membuat individu takut dan cenderung menghindari tempat atau situasi yang dapat memicu perasaan panik.
1. Generalized Anxiety Disorder (GAD)
GAD ditandai dengan rasa khawatir dan tegang yang berlebihan. Orang dengan GAD cenderung gelisah meski tidak sedang dalam situasi menegangkan.
4. Panic Disorder
Berbeda dari kecemasan biasa, serangan panik pada pengidap panic disorder dapat muncul secara tiba-tiba dan berulang kali, disertai gejala fisik seperti keringat berlebih dan detak jantung tidak teratur.
3. Gangguan Kecemasan karena Kondisi Medis Tertentu
Anxiety disorder dapat muncul sebagai respons terhadap kondisi medis tertentu, memicu perasaan cemas dan panik.
6. Separation Anxiety Disorder
Disebabkan oleh perpisahan, gangguan kecemasan ini terjadi ketika anak merasa cemas ketika berjauhan dari orangtua atau figur pengganti.
5. Selective Mutism
Gangguan kecemasan ini terlihat pada anak yang tidak bisa berbicara pada situasi atau kondisi tertentu, meskipun bisa berbicara dengan normal di tempat lain.
7. Social Anxiety Disorder
Rasa takut ekstrem terhadap penilaian orang lain, dengan gejala fisik seperti berkeringat dan gemetar ketika berada di tengah banyak orang.
8. Specific Phobia
Fobia terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu yang umumnya tidak berbahaya.
9. Gangguan Kecemasan yang Dipicu oleh Zat/Obat
Timbul setelah penggunaan obat, alkohol, atau zat adiktif lainnya, dengan gejala yang dapat muncul akibat paparan atau putus obat.
10. Unspecified Anxiety Disorder
Diagnosis untuk gejala gangguan kecemasan tanpa memenuhi kriteria lengkap untuk jenis yang spesifik.
12. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan yang melibatkan tindakan berulang-ulang untuk meredakan kecemasan, seperti mencuci tangan berkali-kali.
11. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)
Timbul setelah mengalami kejadian traumatis atau berada di situasi berbahaya, seringkali disertai mimpi buruk dan isolasi sosial.
Menurut WHO, pada tahun 2019, lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan kecemasan. Pekerja kantoran tidak luput dari risiko ini, karena tuntutan pekerjaan dan tekanan kerja dapat menjadi pemicu yang signifikan.
Berapa Banyak yang Terkena Anxiety Disorder?
Penyebab dan Faktor Risiko
Meskipun penyebab pasti anxiety disorder belum sepenuhnya diketahui, faktor genetik, pengalaman traumatis, dan kondisi medis tertentu dapat berperan dalam memicu gangguan kecemasan.
Faktor risiko melibatkan trauma, riwayat genetik, kepribadian tertentu, penggunaan obat-obatan, penyakit kronis, dan tingkat stres yang tinggi.
Dampak dan Komplikasi
Anxiety disorder tidak hanya memengaruhi kesejahteraan mental, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi fisik dan sosial. Dampak jangka panjang meliputi depresi, penyalahgunaan obat, masalah pencernaan, hingga risiko bunuh diri.
Untuk mengatasi anxiety disorder, terdapat dua pendekatan utama: psikoterapi dan pengobatan.
Pengobatan dan Perawatan
Psikoterapi, terutama Cognitive Behavioral Therapy (CBT), membantu individu mengubah pola pikir dan perilaku yang menyebabkan kecemasan. Pengobatan melibatkan penggunaan antidepresan atau antikecemasan, yang harus diresepkan oleh dokter.
Perawatan di Rumah
Selain pengobatan profesional, ada langkah-langkah sederhana yang dapat diambil di rumah untuk meredakan gejala anxiety. Meditasi, olahraga teratur, dan berbicara dengan orang terdekat dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan.
Anxiety disorder bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan, terutama di lingkungan kerja yang penuh tekanan. Pekerja kantoran perlu memahami gejala, faktor risiko, dan metode pengobatan yang tersedia.
Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau teman-teman sekerja mengalami gejala gangguan kecemasan.