Kebelet Beli iPhone 11, Pengasuh Anak Rekayasa Penculikan
Kasus dugaan penculikan yang dialami pengasuh anak Romiati Wulan Sari (25) akhirnya terungkap. Dia merekayasa penculikan untuk memeras majikannya. Tujuan agar bisa membeli iPhone 11.
Kasus dugaan penculikan yang dialami pengasuh anak Romiati Wulan Sari (25) akhirnya terungkap. Dia merekayasa penculikan untuk memeras majikannya. Tujuan agar bisa membeli iPhone 11.
Pelaku ditangkap bersama dua sepupunya, DR (18) dan NR (15) di sebuah rumah, Rabu (15/4) malam. Mereka kini menjalani pemeriksaan oleh penyidik dan akan dijebloskan ke sel tahanan.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan kasus perceraian ini terjadi? Berikut cerita lengkapnya yang dikutip dari odditycentral.com pada (19/4).
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan tumit pecah-pecah? Tumit pecah-pecah adalah masalah kaki yang umum. Masalah ini membuat tumit nampak kering, kaku, dan pecah-pecah. Meski kondisi ini bukanlah hal yang serius, terkadang tumit pecah-pecah bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
Tersangka Romiati mengaku sengaja merekayasa penculikan karena sudah lama mengidamkan memiliki iPhone 11. Uang di tangan seadanya sehingga membuatnya menyuruh dua pelaku lain seolah-olah menculiknya dan meminta tebusan. Kepada majikannya meminta Rp50 juta dan perusahaan penyalurnya Rp100 juta.
"Saya ingin beli iPhone 11, makanya saya bikin begitu (rekayasa penculikan) biar majikan saya memberi tebusan," ungkap tersangka di Mapolda Sumsel, Kamis (16/4).
Dia mengatur strategi yang matang agar rekayasa penculikan tak dicurigai. Dia menyuruh DR berperan sebagai pelaku dan NR bertugas merekam aksi penculikan, mulai dari penyekapan, penyiksaan hingga digantung.
"Video itu saya suruh kirim ke majikan, minta uang tebusan. Saya tidak tahu kalau majikan saya lapor polisi," ujarnya.
Tersangka mengaku aksi penipuan itu bukan pertama kali dilakukannya. Bahkan, dia mengaku kerap kali membohongi orang tua dan pacarnya demi mendapatkan barang yang diinginkan.
"Saya sudah berusaha berubah tapi tidak bisa, saya akui saya sering berbohong, saya menyesal," kata dia.
Direskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Hisar Sialagan mengungkapkan, penangkapan ketiga tersangka karena penyidik menemukan kecurigaan pada video yang beredar di media sosial dan cara komunikasi dengan majikannya. Mereka akhirnya ditangkap di sebuah rumah tanpa perlawanan.
"Para tersangka masih pendalaman pemeriksaan. Satu pelaku masih di bawah umur dan kemungkinan akan dilepas namun tetap wajib lapor," ucapnya.
Aksi kejahatan Romiati merekayasa penculikan membuat kaget banyak orang. Termasuk majikannya sendiri, Kgs M Hadi Nugraha (32). Dia menilai pengasuh anaknya itu sangat nekat tanpa memikirkan dampaknya.
Hadi menuturkan, tersangka tidak pernah bermasalah selama bekerja dengannya empat bulan terakhir. Sifatnya yang santun membuat Hadi yakin tersangka adalah wanita yang baik.
"Selama ini kami menganggapnya anak yang baik, tidak neko-neko, kami sedikitpun tak menaruh curiga dengannya, tidak ada masalah, barang-barang juga tidak ada dicurinya," ungkap Hadi, Kamis (16/4).
Saat menerima kabar penculikan, terlebih istrinya menerima pesan singkat dari orang yang mengaku penculiknya, Hadi sempat bingung. Hadi pun menuruti permintaan 'penculik' untuk mentransfer uang sebesar Rp700.000 sebagai tanda jadi dengan jaminan tersangka tidak akan dibunuh.
"Waktu itu kan kaget, karena videonya seperti itu. Saya kirimkan saya uang yang diminta, kata mereka DP, yang penting pengasuh anak saya sehat dan selamat," terangnya.
Setelah transfer, Hadi langsung melapor ke polisi agar pengasuhnya itu segera diselamatkan. Namun, Hadi kaget bukan main setelah tersangka dan dua sepupunya ditangkap polisi dan terungkap motif rekayasa penculikan itu.
"Ternyata dia merekayasa penculikan, kami tidak menyangka dia senekat ini apalah demi membeli iPhone 11. Dia tidak memikirkan akibatnya, misal bagaikan kalau terbongkar atau apa," ujarnya.
Beberapa hari sebelum kejadian, tersangka sempat meminta uang Rp1,5 juta. Tersangka mengaku ibu dan saudara-saudaranya di Banyuasin mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah Covid-19.
"Ya saya kirimkan uangnya ke rekening yang dikasih. Tapi saya tidak tahu memang keluarganya di PHK beneran atau tidak, waktu itu percaya saja, karena orangnya tak pernah begitu," kata Hadi.
Terlepas itu, Hadi menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke pihak berwajib. Tersangka Wulan dan dua sepupunya, DR (18) dan NR (15) terancam hukuman penjara selama lima tahun berdasarkan Pasal 368 KUHP tentang penipuan dengan pemerasan.
Baca juga:
Pengasuh Anak di Palembang Dianiaya dan Disekap, Pelaku Minta Uang Tebusan
Culik Anak Warga Negara Malaysia, TKI Asal Pasuruan Diringkus Polisi
Pembunuhan Pengusaha Tepung Bakso di Pekanbaru Dipicu Sakit Hati
Kasus Dugaan Penculikan oleh Sopir Taksi Online Berakhir Damai
Sopir Taksi Online yang Diduga Akan Menculik Berdalih Salah Tekan Tujuan