Keberanian dan kejujuran para prajurit TNI AD ini bikin kagum
Di tengah perilaku korupsi aparat, para prajurit TNI AD justru membongkar kasus korupsi. Mereka juga menolong warga.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) kepada 8 orang prajurit TNI AD, di Aula AH Nasution, Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (26/1). Bukan tanpa alasan para prajurit ini diberi hadiah kenaikan pangkat.
"Penghargaan ini diberikan kepada sejumlah prajurit TNI AD yang berjasa. Untuk mereka yang berprestasi melebihi panggilan tugas dan mengorbankan nyawanya, diberikan penghargaan," kata Gatot di Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (26/1).
Kisah-kisah prajurit itu membuat kagum. Di tengah perilaku korupsi aparat, para prajurit TNI AD justru membongkar kasus penjualan aset. Negara hampir dirugikan Rp 650 miliar jika para prajurit ini tak bertindak.
Ada juga kisah Letkol Simon yang rendah hati. Dia bekerja keras membangun pipa hidrolik untuk membantu masyarakat yang kekeringan. Semua itu dilakukannya dengan sukarela, tanpa mengharap hadiah apapun.
"Pangkat dan jabatan tuhan yang mengatur," katanya saat menerima hadiah kenaikan pangkat.
Ada beberapa kisah lain yang juga mengundang decak kagum. Mereka prajurit teladan kebanggaan rakyat. Simak cerita lengkap mereka:
-
Apa saja tips jitu yang diberikan TNI AD? Adapun tips agar tubuh kita tetap mau bekerja dengan aman adalah sebagai berikut: a. Berat dan Tinggi Badan Tips jitu pertama adalah memperhatikan berat dan tinggi badan. Tahukah kalian, berat dan tinggi badan mampu membantu kalian dalam mendeteksi dini kondisi badan. Khususnya terkait kekurangan gizi dan kelebihan berat badan. b. Rutin Cek Tekanan Darah Tips jitu kedua yaitu rutin cek tekanan darah. Sebagaimana diketahui, cek tekanan darah menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan setiap orang. Terlebih diketahui apabila kondisi tekanan darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, mampu menyebabkan masalah dalam kesehatan. c. Fungsi Paru Tips jitu ketiga adalah memperhatikan fungsi paru. Untuk diketahui, frekuensi pernapasan normal yaitu antara 12-20 kali per menit. Apabila kalian memperoleh frekuensi pernapasan normal seperti itu, maka kesehatan paru-paru kalian menunjukkan kondisi yang sehat. d. Gula Darah (Diabetes) e. Kolesterol
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Bagaimana TNI AD menyarankan untuk memastikan kondisi kesehatan? TNI AD mengatakan bahwa pemeriksaan rutin perlu dilakukan. Bukan tanpa alasan yang tak jelas. Pemeriksaan rutin dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan tubuh kalian. Apakah sehat ataupun ada masalah yang perlu ditangani.
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
Letkol Simon bantu warga kekeringan
Letkol Cpl Simon Petrus mendapatkan penghargaan atas prestasi membantu masyarakat Nusa Tengara Timur mendapatkan air bersih dengan Pompa Hidrolik. Dahulu masa kecil di tempat kelahirannya di desa Taubneno, Kecamatan Molo, NTT, daerah yang kering. Ketika masih duduk bangku sekolah dasar, dia ikut rombongan bersama tetangganya mengambil air yang jauh dengan digotong memakai ember.
"Sedih sekali kalau musim panas. Air tak ada sama sekali," ucap Simon.
Namun atas tekadnya yang ingin menghijaukan tempat kelahirannya. Akhirnya, dia memasang sebuah alat pompa hidrolik sejenis pompa air yang dapat menaikkan air dari lembah-lembah pegunungan tanpa menggunakan bahan bakar dan listrik.
"Sederhana sekali buatnya (Pompa Hidrolik), saya cukup menjadi prajurit TNI AD bisa mempraktekan kemampuan teknik peralatan untuk membantu kesulitan masyarakat sekitar kita," kata Simon.
"Sekarang disuruh kembangkan 13 pompa hidrolik di daerah terpencil yang gersang. Dulu TNI bersama rakyat melawan penjajah, sekarang bersatu lewat program air melawan kekeringan. Orang boleh lupa berbicara tentang peran TNI AD. Tetapi biarlah air kehidupan akan terus bercerita soal TNI," tukasnya.
Simon pun mengaku melakukan semua ini ikhlas demi membantu masyarakat. "Pangkat dan jabatan tuhan yang mengatur," imbuhnya.
Menyamar jadi sopir bongkar kasus korupsi
Serma M Hidayat, Serka Holli, Serka Achmad Rianto dan Sertu Hendra Gunawan menggagalkan penjualan aset negara senilai Rp 650 miliar di Pancoran, Jakarta Selatan.
Pelda M Hidayat menjelaskan penggagalan upaya penjualan aset negara berupa dokumen asli tanah milik TNI AD sejak tahun 1958. Dokumen itu akan dijual oleh seorang anggota TNI AD.
Mereka mengatur strategi, Sertu Hendra Gunawan menyamar sebagai supir pribadi Ibu Musyati yang bernama Mamat. Ibu Musyati berpura-pura ingin membeli dokumen tersebut. Setelah melakukan penyamaran, tim Inteldam Jaya menyusun strategi untuk menangkap pelaku. Mereka merencanakan penyergapan di kediaman Ibu Musyati.
Anggota TNI AD yang berniat korupsi dan menjual dokumen tanah milik TNI AD tersebut dipancing ke sana.
"Besoknya pelaku datang di rumah Ibu Musyati di Pancoran. Waktu datang pelaku bilangnya dokumen itu ada di rumah saudaranya yang bernama Salam Boris di Bekasi," ujarnya.
Saat itu juga, transaksi jual beli tanah dilakukan di rumah teman pelaku Salam Boris di Jalan Jati Sampurna, Bekasi. Disepakati tim akan membayar Rp 350 juta jika dokumen ilegal yang dijual itu asli.
Setelah melihat dokumen tersebut langsung menuju Bank untuk mengambil uang. Karena, pihaknya tak membawa uang cash untuk membeli dokumen tersebut.
"Tim langsung bergerak menuju Bank Mandiri untuk melakukan penangkapan. Dalam perjalanan pelaku ditangkap sama kita," jelasnya.
"Dokumen tanah ini ada empat yang terletak di Jakarta Timur. Jika ditotal saat ini nilainya bisa sampai enam ratus lima puluh miliar," imbuhnya.
Aksi licik anggota TNI AD ini pun digagalkan. Tim intel menyelamatkan aset TNI Rp 650 miliar. Atasan mereka pun mengusulkan kenaikan pangkat luar biasa untuk keempatnya.
Bebaskan anak SD disandera
Kapten Arh Suwanto dan Serma Andi Junaidi mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmanto. Mereka mendapatkan penghargaan tersebut lantaran menyelamatkan Syahriani Putri Agustini siswi kelas 4a SD Negeri Tlogopatut, Gresik, Jawa Timur.
Suwanto menceritakan pembebasan Syahriani yang disandera pelaku Fuad Ahmad alias FA. Saat itu, FA tidak percaya Kapten Suwanto yang mengaku Komandan Distrik Militer 0817/Gresik.
Namun, Suwanto membujuk FA sehingga percaya. Akhirnya, pelaku FA percaya Suwanto sebagai Dandim. Saat itu juga negoisasi hingga terjadi selama 3 jam di ruangan Kantor Pasipers, Kodim 0817/Gresik.
"Negoisasi biasa. Cuma jelasin ke pelaku kalau perbuatannya salah. Waktu itu juga tangan saya terluka pada saat merebut pisau yang dibawa Fuad Ahmad," kata Suwanto di Mabes AD, Jakarta, Senin (26/1).
"Saya dibantu Serma Andi yang sama-sama melakukan negoisasi untuk membebaskan korban Rani," katanya.
Drama penyanderaan ini berakhir saat pihak petugas melepaskan tembakan peringatan kepada pelaku FA, namun tak digubris. Petugas terpaksa menembak FA sehingga meninggal dunia di tempat.
Jagoan Yong Moodo bekuk rampok
Aksi Prada Moh Toyib Azizi mendapat pujian masyarakat. Saat itu Thoyib sedang berjaga pos lilin di Simpang Lima Telaga, Kecamatan Sipatana, Gorontalo. Dia menerima panggilan dari salah satu temannya Bripka Pol Man anggota Polsek Simpang Telaga ada perampok menembak polisi dan merampas senjatanya.
Tanpa berfikir panjang, pria asal Gresik itu bergegas mengejar pelaku hingga terdesak ke pemukiman warga. Dia melihat pelaku yang masih memegang senjata api jenis revolver. Dia langsung menendang dengan beladiri militer Yong Moodo. Tendangannya mengenai dada pelaku tersebut yang tersungkur tak sadarkan diri.
Selanjutnya, Thoyib menyerahkan pelaku yang melucuti senjata polisi itu ke Tim Buser di Mapolda Gorontalo. Kembalinya setelah menyerahkan pelaku langsung pulang ke rumah.
Satu pesan orangtua yang selalu dipegangnya. "Jangan pernah takut, kalau kamu benar, kamu pasti bisa," kata Thoyib. Namun ternyata pesan itu bukan sekedar kata-kata belaka. Tetapi pernah dirasakan Thoyib melihat aksi ayahnya Abdul Ghofar menangkap pencuri ikan di tambak.