Kecewa Tak Bisa Ikut RDP Polisi & DPR, Keluarga Gamma Heran Kapolres Fokus Tawuran bukan Penembakan Aipda R
Semula, keluarga dijanjikan untuk mengikuti RDP melalui daring. Namun link yang diberikan tidak bisa diakses.
Keluarga Gamma, siswa SMKN 4 Semarang menyayangkan kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan Polrestabes Semarang tidak melibatkan pihak korban.
Semula, keluarga dijanjikan untuk mengikuti RDP melalui daring. Namun link yang diberikan tidak bisa diakses.
- Ingin Awasi Kinerja Polisi dan KPK, Uya Kuya Harap Bisa Masuk Komisi III DPR
- Dikawal Ketat Polisi, Anggota DPR Temui Pendemo Tolak RUU Pilkada
- DPR Sentil Polisi soal Kasus Pegi Setiawan: Jangan Lagi Rakyat jadi Kambing Hitam
- Saat Lawannya Sibuk Curi Hati Rakyat, Caleg DPRD Blitar Ini Malah Bikin Warga Ngamuk
Juru bicara keluarga almarhum Gamma, Subambang mengatakan, menanyakan alasan pihak keluarga akhirnya tidak dilibatkan dalam RDP itu.
"Berarti DPR itu bohong, kami terus terang kecewa," kata Subambang saat ditemui di Semarang, Selasa (4/12).
Dia sempat menyurati Komisi III DPR RI untuk meminta surat permohonan hadir RDP ke DPR, namun rencana itu dibatalkan, Minggu (1/12). Keesokan harinya, keluarga hanya bisa melihat RDP di televisi.
"Kami tidak diberitahu alasan pembatalannya. Padahal dia inginnya ikut karena keluarga sudah menyiapkan segala bahan bantahan ke polisi," ungkapnya.
Penjelasan Polisi Tak Berimbang & Sudutkan Korban
Pihak keluarga menganggap RDP yang dilakukan Komisi III dengan Kepolisian itu tidak hanya mendengan cerita satu versi.
"Kami akan berkirim surat lagi, mudah-mudahan dengan surat ini ada kesempatan berikutnya bagi kami untuk bisa RDP biar dengan DPR supaya informasinya seimbang jangan hanya dari polisi saja," ujarnya.
Keluarga semakin kecewa ketika mendengar penjelasan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang lebih menekankan kasus tawurannya daripada penembakan terhadap Gamma.
"Sebetulnya tawuran itu kan masalah perkelahian kecil itu malah diblow-up besar. Idealnya yang diangkat adalah peristiwa penembakan tetapi di balik-balik," ungkapnya.
Keluarga juga kecewa kepada polisi yang terlalu memojokkan korban. Padahal bukti-bukti yang ditampilkan polisi bisa saja bisa rekayasa.
"Jadi remaja itu kayak sudah disetel (diperintah) supaya ngomong siapa yang ajak? Gamma, siapa yang beli senjata? Gamma. Ini yang perlu kami perjelas dengan harapan bisa meluruskan berita itu di RDP," ujarnya.
Penjelasan polisi, katanya, korban dianggap mengajak untuk membeli barang bukti senjata tajam dan minuman keras. Gamma sendiri dikenal tidak senakal itu, merokok pun tidak.
"Ini yang kami sangat sesalkan, polisi sama sekali tak menjunjung asas praduga tak bersalah."Keluarga yakin Gamma anak baik. "Kami tidak percaya (Gamma gangster) karena kami tahu keseharian Gamma itu anak baik, tidak neko-neko," ujar sang kakek.