Kejari Garut Temukan Modus Kepala Desa Korupsi Buat Poligami
Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut, Sugeng Hariadi mengaku sudah turun langsung ke desa desa dan memberikan sosialisasi tentang pelaksanaan pengelolaan uang negara kepada aparatur desa. Kepada ASN di sejumlah dinas pun pihaknya juga melakukan kegiatan serupa.
Kejaksaan Negeri Garut, saat ini tengah melakukan peningkatan penindakan dan pencegahan terhadap perilaku yang bisa merugikan negara. Pihak kejaksaan pun sampai turun ke lapangan untuk mensosialisasikan hal tersebut.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut, Sugeng Hariadi mengaku sudah turun langsung ke desa desa dan memberikan sosialisasi tentang pelaksanaan pengelolaan uang negara kepada aparatur desa. Kepada ASN di sejumlah dinas pun pihaknya juga melakukan kegiatan serupa.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus korupsi impor emas? Di samping melakukan penggeledahan kantor pihak Bea Cukai, tim juga masih secara pararel melakukan penyidikan perkara serupa di PT Aneka Tambang (Antam).
-
Kapan kasus korupsi tata niaga timah terjadi? Diberitakan sebelumnya, Kejagung telah menetapkan 16 tersangka dari kasus tata niaga Timah. Nama Harvey Moeis dan Helena Lim menjadi penyumbang baru dari dari kasus korupsi yang terjadi rentang waktu 2015 hingga 2022 dan telah membuat rugi negara hingga triliunan.
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi KONI Sumsel? Ketua Umum KONI Sumatra Selatan Hendri Zainuddin resmi ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus korupsi dana hibah KONI Sumsel tahun anggaran 2021 pada Senin (4/9).
-
Siapa yang diduga terlibat dalam kasus korupsi? Sorotan kini tertuju pada Sirajuddin Machmud, suami dari Zaskia Gotik, yang diduga terlibat dalam kasus korupsi.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? Jaksa Penuntut Umum (JPU) blak-blakan. Mengantongi bukti perselingkuhan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
“Kita selalu mengingatkan mereka untuk selalu menghindari perbuatan perbuatan yang tidak baik dan itu jangan sampai itu terjadi. Namun diluar kegiatan pencegahan, kami juga melakukan peningkatan penindakan agar kerugian negara tidak terjadi,” ujarnya, Jumat (17/7).
Dalam kegiatan penindakan, diungkapkan Sugeng, pihaknya menemukan sejumlah hal lucu ketika melakukan tracing dan tracking uang negara yang dikorupsi. Ia mencontohkan, salah satunya adanya Kepala Desa yang mengkorupsi uang negara demi menambah istri.
Kejari Garut sendiri, disebutnya, memang memiliki tim khusus untuk mentracking dan mentracing harta-harta milik negara tersebut. “Di salah satu kasus, kita temukan kejadian uang negara ini ternyata digunakan untuk tambah istri oleh salah satu kepala desa. Masa kita harus sita istrinya,” kelakarnya.
Biasanya, dijelaskan Sugeng, pelaku penyelewengan mengambil dari pelaksanaan proyek, baik di tingkat desa maupun dinas. Uang-uang tersebut kebanyakan digunakan untuk membeli barang, rumah, tanah, atau hanya untuk foya-foya.
Dengan adanya hal tersebut, Sugeng mewanti-wanti para Kepala Desa dan stakeholder lainnya untuk tidak macam-macam dan lebih fokus membangun dengan anggaran yang diberikan oleh negara. “Kita akan konsisten melakukan penindakan dan pencegahan sesuai arahan dari pimpinan kita,” tutupnya.
(mdk/gil)