Kekesalan Walkot Risma & Mobil Lab PCR yang Tak Kunjung Tiba di Surabaya
Padahal dua unit mobil lab PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah dinanti sekitar 200 warga Surabaya yang kini dikarantina di Hotel Asrama Haji.
"Saya yang memohon sendiri, ngemis-ngemis pak."
Begitu luapan kekesalan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat dua mobil Lab PCR yang dinanti tak kunjung tiba. Diketahui mobil lab tersebut malah dialihkan ke wilayah Tulungagung dan Lamongan.
-
Siapa pasangan calon gubernur Tri Rismaharini? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Bagaimana cara Tri Rismaharini menyampaikan niat pengunduran dirinya kepada Presiden Jokowi? Risma mengaku dia harus bertemu Jokowi untuk menyampaikan langsung niat pengunduran diri ini.
-
Siapa saja yang menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Dalam kegiatan itu, tertangkap kamera Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurrahman dan Mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto mengandeng tangan Panglima ke-9 ABRI.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Kapan aksi unjuk rasa mahasiswa Trisakti yang berujung pada tragedi terjadi? Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menjadi salah satu gerakan yang masih diingat sampai saat ini.
-
Kapan Tri Rismaharini bertemu dengan Presiden Jokowi untuk mengundurkan diri? Risma menyatakan, dia bakal menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jumat hari ini (30/8/2024).
Padahal dua unit mobil lab PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah dinanti sekitar 200 warga Surabaya yang kini dikarantina di Hotel Asrama Haji. Mereka dijadwalkan akan menjalani tes swab lanjutan sebelum dinyatakan positif atau negatif terpapar Covid-19.
"Temen-temen lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni (Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo). Jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu," kata Wali Kota Risma sambil menunjukkan obrolannya di WhatsApp dengan Doni di Balai Kota Surabaya, Jumat (29/5).
Mendengar kabar tersebut, Rismaharini langsung berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak yang telah dimintai bantuan untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut. Bahkan, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Dalam obrolannya tersebut Wali Kota Risma memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya. Doni pun menyanggupinya dan berjanji akan mempercepat proses pengirimannya.
Selanjutnya, Risma juga melaporkan bahwa mobil bantuan itu dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut. Doni pun berjanji mengecek keberadaan mobil tersebut karena memang dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Kota Surabaya.
200 Pasien Covid-19 Menunggu Hingga 5 Jam
Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan sebetulnya pada Hari Kamis (28/5), Surabaya sudah akan dibantu mobil laboratorium itu.
Awalnya, kata dia, mobil itu langsung dipergunakan untuk pasien yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit yang di situ ada warga dari Krembangan Selatan.
"Jadi, bantuan dari BNPB itu dua unit mobil laboratorium dan sudah kami tentukan titik-titiknya selama mobil itu berada lima hari di Kota Surabaya. Masing-masing titik itu kami siapkan 200 orang untuk dilakukan tes swab. Mereka itu yang belum dites swab dan waktunya tes ulang, supaya cepat selesai penanganannya," kata Feny sapaan Febria Rachmanita.
Namun, kata dia, waktu itu diundur pukul 13.00 Wib karena mobil itu dialihkan dulu ke Rumah Sakit Unair dan tidak langsung ke Hotel Asrama Haji. Karena dijadwalkan pukul 13.00 Wib, kemudian para pasien di Hotel Asrama Haji dipersiapkan mulai sekitar pukul 12.30 Wib dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
"Ternyata, mobil itu tidak datang-datang hingga kami menunggu 5 jam-an dan mobil itu baru datang sekitar pukul 18.30 Wib. Dan ternyata kemarin dua mobil itu dibawa ke Unair satu dan satu mobil lagi dibawa ke daerah lain," katanya.
Tanggapan Pemprov Jatim
Pemprov Jatim memastikan jika kedua mobil tersebut memang ditujukan untuk Jawa Timur, namun bukan hanya untuk Kota Surabaya.
Jawaban ini dipertegas oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudiono. Ia menyatakan, sebelumnya Pemerintah Provinsi Jatim sudah mengajukan permohonan bantuan terkait dengan mobil PCR sebanyak 15 unit.
"Kronologisnya, jadi Gugus Tugas Pemprov Jatim bersurat pada 11 Mei ke gugus tugas percepatan Covid-19. Di surat itu permohonan mesin PCR 15 unit," katanya, Jumat (29/5).
Ia menambahkan, permohonan tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dibantu Pangdam V Brawijaya ke Ketua Gugus Tugas pusat, Doni Monardo. Bahkan, malam itu juga gubernur menelpon Doni Monardo agar segera ada bantuan mobil unit PCR.
"Disamping itu saya sendiri WA ke bapak Doni Monardo, komunikasi Dodi Riswandi Deputi Kedaruratan. Perbincangan saya tanggal 27 malamnya kita sudah dikirim satu unit mesin PCR," tambahnya.
Ia pun mengakui, bahwasanya Pemkot Surabaya pernah meminta bantuan mobil lab ini. Hal itu tercatat dalam data, pada 22 Mei lalu Pemkot bersurat ke Pemprov Jatim. Namun, surat tersebut belum dapat dijawabnya. Mengingat baru tanggal 27 Mei Pemprov Jatim mendapatkan bantuan mobil Lab tersebut dari pusat.
"Saya juga disurati ibu wali kota (Risma) pada 22 Mei ke kami. Padahal mobil unit ini datang 27 Mei. Jadi surat wali kota pun saat ini belum kita jawab karena mobil ini langsung beroperasi. Kenapa harus kita harus jelaskan karena ada pemberitaan yang kurang jelas," tegasnya.
Ia pun menegaskan, bahwa mobil Lab ini tidak di khususkan untuk Surabaya saja peruntukannya. Namun, mobil Lab ini juga akan digunakan untuk kota lain di Jatim yang membutuhkannya.
"Mobil Lab ini tidak hanya untuk Surabaya tetapi untuk kota lain seperti Sidoarjo, ini juga ada beberapa. Kenapa juga Tulungagung, karena di sana juga membutuhkan bantuan karena kapasitas swab yang perlu dilayani. Di Tulungagung PDP tertinggi nomor dua di Jatim dengan 558 pasien, dimana terdapat 172 pasien meninggal berstatus PDP belum di swab," katanya.
Gugus Tugas Sebut Jadwal Pemeriksaan di Surabaya Tak Disampaikan
Hal senada disampaikan oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dokter Joni Wahyuhadi. Ia menyatakan jika mobil tersebut digunakan untuk mempercepat tes PCR.
Ia juga menguraikan persoalan kekesalan Risma soal dua mobil Lab yang digunakan di luar Surabaya. Ia menyebut, jika masih banyak daerah lain yang juga membutuhkan tes PCR secara cepat. Pun ia mengatakan tidak mendapatkan laporan adanya pemeriksaan di Surabaya. Hal itu menjadi alasannya menggeser kedua mobil lab PCR tersebut ke Lamongan dan Tulungangung.
"Hari ini Surabaya acaranya apa tidak disampaikan. Sehingga mobil kita geser ke Lamongan dan Tulungagung. Ternyata pagi beliau (Risma) telepon saya, minta mobilnya di Surabaya. Saya sudah bilang besok saja karena sudah ada di sana, sudah janjian. Saya ngomongnya datar datar saja. Mungkin ada miss tadi ya. Jadi enak-enakan saja kita bekerja," ujarnya merespons kemarahan Risma.
(mdk/rhm)