Kekompakan Gunawan dan Gunarso, Kakak-Adik Peraih Juara Perahu Layar
Gunawan (18) dan Gunarso (15), warga Desa Kalipuro Kabupaten Banyuwangi, tidak menyangka bisa menjadi yang tercepat menaklukkan Selat Bali dengan perahu layarnya.
Gunawan (18) dan Gunarso (15), warga Desa Kalipuro Kabupaten Banyuwangi, tidak menyangka bisa menjadi yang tercepat menaklukkan Selat Bali dengan perahu layarnya.
Pasangan saudara kandung tersebut, berhasil menyingkirkan 120 peserta lomba balap perahu layar yang diikuti para nelayan dari Banyuwangi, Madura dan Bali. Lomba tersebut masuk dalam rangkain event Festival Selat Bali yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Pemerintah Kabupaten Jembrana Bali.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Lomba perahu layar ©2019 Merdeka.com
Final lomba dimulai sekitar pukul 16.00 WIB. Layar-layar bersama perahu jukung yang masuk dalam 26 besar, mulai dibentangkan berjajar di sepanjang pantai Ketapang, Kabupaten Banyuwangi.
Saat aba-aba start mulai dipekikkan, para peserta yang berisi dua orang tiap perahu layar, saling berbagi tugas untuk mendorong dari tepi.
Selebihnya, para peserta mengandalkan kecepatan angin untuk mendorong perahu layarnya menyeberang sampai ke Jembrana, Bali.
Gunawan dan Gunarso berbagi tugas untuk menjadi joki. Angin dan arus yang mengarah ke utara membuat keduanya kesulitan untuk menyeberang Selat Bali yang mengarah ke timur.
"Arus di tengah kencang ke utara, anginnya juga kencang ke utara, jadi kita kesulitan melawan arah angin tadi. Makanya banyak yang jatuh (terbalik) juga," kata Gunawan usai mendarat ke tepi dan berhasil meraih juara satu, Rabu sore (7/8).
Kondisi arah angin yang kurang mendukung arah tujuan membuat jarak tempuh pergi pulang (PP) dari Banyuwangi ke Bali dan kembali lagi memakan waktu lebih lama.
Biasanya Gunawan dan Gunarso bisa menempuh dengan catatan waktu 16-18 untuk PP selat Bali. Kali ini di baru bisa mendarat dengan waktu 32 menit 40 detik. Jarak yang dia tempuh sejauh 6 mil.
"Waktu menuju Bali saya murni pakai tenaga angin di layar, waktu kembalinya juga tapi masih bantuan dayung," katanya.
Warga asal Desa Kalipuro, Bayuwangi ini saat ini sudah duduk di bangku SMA dan SMP. Gunawan di SMA Gajahmada sementara Gunarso di SMP Kalipuro.
"Saya sudah belajar berlayar sejak kelas 3 SD," kata Gunawan.
Sementara Gunarso menambahkan, saat berlayar dia dan Kakaknya selalu berdiskusi untuk mengatur strategi dengan membaca arah angin dan arus terlebih dahulu. Menurutnya lomba perahu layar bukan hanya soal tenaga otot, tapi juga strategi yang paling penting.
"Harua pintar mengatur laju. Di sini arusnya ngeblok ngeblok. Ada yang kenceng, sedang, biasa. Yang penting juga teori arah angin. Kalau tidak, resikonya terbalik dan layar patah," ujarnya.
(mdk/hrs)