Kelompok tani dikerahkan antisipasi kebakaran hutan & lahan
Tercatat sekitar 140 penduduk berasal dari 21 desa yang tersebar di tujuh kecamatan dilibatkan dalam 21 KTPA.
Kawasan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, sedang gencar melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Masalah tahunan ini dianggap perlu diantisipasi bersama pelbagai pihak.
Sejauh ini banyak pihak pemerintah dan swasta kerap bekerja sama. Pelbagai pelatihan juga dilakukan untuk dilakukan pencegahan.
Untuk kegiatan pencegahan di OKI kali ini, Sampoerna Agro bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI, Bhabinkamtibmas Polres, Babinsa Kodim, Satbinmas Polres, dan tim Disaster Management Center. Masyarakat juga diajak berlatih dalam upaya pencegahan ini. Tercatat sekitar 140 penduduk berasal dari 21 desa yang tersebar di tujuh kecamatan dilibatkan dalam 21 Kelompok Tani Peduli Api (KTPA).
Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Djoko Prastowo menuturkan, upaya pencegahan karhutla merupakan perintah langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Adapun tujuh kecamatan yang terlibat dalam program pelatihan itu adalah Mesuji, Mesuji Raya, Pedamaran Timur, Lempuing Jaya, Pedamaraan, Sungai Menang dan Cengal.
"Sesuai dengan instruksi Presiden RI, serta tentunya berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya kita saling bahu membahu mengantisipasi Karhutla. Inisiatif dan upaya serius yang dilakukan oleh Sampoerna Agro dalam memfasilitasi pelatihan, pemberian dukungan sarana dan prasarana pemadam kebakaran serta alat pelindung diri bagi personel KTPA ini patut diapresiasi dan didukung oleh seluruh pihak," kata Djoko dalam keterangannya, Senin (15/8).
Sementara itu, Bupati OKI, Iskandar juga optimis sinergi dilakukan pelbagai pihak mampu membuat OKI bebas api. Sehingga pihaknya mengharapkan kerja sama ini tetap dipertahankan.
“Kapolda Sumatera Selatan serta seluruh unsur pimpinan daerah Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten OKI yang hadir dalam apel siaga karhutla ini, melihat bahwa KTPA mitra latih Sampoerna Agro ini sudah siap. Kita semua siap bersinergi demi OKI bebas api,” tegas Iskandar.
Managing Director Sampoerna Agro, Parluhutan Sitohang, menyatakan bahwa penanganan karhutla sudah menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat. Selain itu, diperlukan pemahaman bagi masyarakat mengenai bahayanya membuka lahan dengan cara membakar.
"Karhutla saat ini bukan hanya menjadi masalah pemerintah, kepolisian, TNI atau pelaku usaha seperti kami, namun juga menjadi masalah bagi masyarakat dan desa. Melalui KTPA ini, masyarakat dituntut peran aktifnya, setidaknya dalam mengamankan desa sendiri tanpa harus menunggu lama bantuan dari berbagai pihak jika ada musibah kebakaran di lingkungannya. Mari kita jaga udara bersih tanpa asap! Stop pembukaan lahan dengan cara dibakar,” kata Parluhutan.
Untuk kegiatan pelatihan kali ini memiliki skala lebih besar dibandingkan kegiatan rutin sebelumnya dan dipusatkan di Kebun Sumber Sawit, Kebun Gading Jaya dan Kebun Limau Kesturi, milik Sampoerna Agro. Adapun materi yang diajarkan adalah seputar motivasi kesukarelawanan (voluntarism), mitigasi kebencanaan, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), evakuasi, pemetaan partisipatif titik rawan api, sumber air dan fasilitas publik, dilanjutkan dengan simulasi pemasangan alat pemadam kebakaran dan simulasi/praktik pemadaman api bersama tim security Sampoerna Agro.
Pada program pelatihan selanjutnya, perseroan tak hanya akan menghadirkan fasilitator dari BPBD OKI, Satbinmas OKI dan Tim Disaster Management Center, tetapi juga akan menjalin kemitraan dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat.