Keluarga bantah manajer Mandiri dibunuh terkait LGBT
"Dia (korban) punya istri, dia normal. Tidak benar ada pemberitaan LGBT itu, kami membantah, itu tidak benar."
Pemberitaan yang menyatakan Yoppy Novriandi (35) berlatar kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender), dibantah pihak keluarga. Bagi keluarga, kematian manajer Bank Mandiri Cabang Baturaja itu murni dibunuh.
Wendi (42), keluarga korban mengatakan, Yoppy memiliki istri yang bernama dr Ninin dan rumah tangganya tidak ada masalah. Meski belum memiliki anak, hubungan keduanya tetap baik.
"Dia (korban) punya istri, dia normal. Tidak benar ada pemberitaan LGBT itu, kami membantah, itu tidak benar," ungkap Wendi di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Rabu (24/2).
Pihaknya berharap, polisi mengungkap kasus ini hingga tuntas dan menangkap dua pelaku yang masih buron.
"Kami tunggu hasil penyelidikan kepolisian karena masih ada dua pelaku lagi yang menjadi DPO," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan keterangan salah satu tersangka, motif pembunuhan terhadap Yoppy diduga terkait LGBT. Tersangka tidak terima yang hendak dicabuli korban di dalam mobil.
Informasi yang dihimpun, kronologis pembunuhan terhadap korban berawal saat korban yang mengendarai mobil jenis Toyota Rush BG 1594 RT bertemu untuk pertama kali dengan tersangka MA (15) dan SP (16). Kemudian, korban mengajak keduanya jalan-jalan sore di Baturaja, Minggu (21/2).
Di dalam perjalanan, korban meraba-raba paha tersangka MA. MA menolak dan mencoba berontak. Mendapat penolakan, korban marah dan membentak tersangka MA dengan kata-kata tak bisa memuaskan nafsu birahinya.
Kemudian, korban kembali mengulangi perbuatannya itu. Sontak MA kesal. MA spontan mencari alat untuk memukul korban. Namun, usahanya gagal. Saat meraba-raba ke bagian belakang, tersangka MA menemukan fanbelt dan langsung menjerat leher korban.
"Keterangan tersangka dicabuli. Hal itu belum dijawab, dan masih terlalu dini untuk menjurus ke sana. Nanti kita periksa lagi," ungkap Kapolres OKU AKBP Dover Christian, Rabu (24/2).
Melihat itu, rekan tersangka SP membantu menjerat leher korban. Korban pun tewas. Para pelaku yang kaget menghubungi dua rekannya yang lain, RS (16) dan AK (17).
Setelah sempat bingung, keempat pelaku akhirnya memutuskan untuk menghilangkan barang bukti dan mengubur jasad korban. Para pelaku pun membawa korban dan menguburnya di semak-semak.