Keluarga di Rote Ndao Bawa Pulang Jenazah Pasien Covid-19 ke Rumah
Keluarga menggotong jenazah tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD). Mereka hanya menggunakan masker.
Satu keluarga berasal dari Desa Modosinal, Kecamatan Rote Barat Laut, nekat membawa pulang jenazah yang diduga telah terpapar Covid-19 dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ba'a, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Minggu (25/1).
Keluarga menggotong jenazah tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD). Mereka hanya menggunakan masker.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Salah satu kerabat menuturkan, aksi itu dipicu kekecewaan terhadap pihak RSUD yang tidak menjelaskan status pasien hingga dinyatakan meninggal dunia.
"Tadi malam saja, almarhum masih tidur bersama cucunya di atas tempat tidur di ruang IGD", ujar kerabat korban, Yohana Hello.
Menurut Yohana, sejak almarhum masuk rumah sakit pada Jumat (22/1), pihak rumah sakit tidak pernah menjelaskan status pasien apakah Covid-19 atau tidak. Namun saat meninggal, baru diberitahu bahwa korban terpapar Covid-19.
"Sejak awal tidak disampaikan, bahkan sama sekali tidak ada penanganan sesuai protokoler kesehatan. Ini terkesan ada pembiaran. Kami tanya ke dokter dan suster, tidak ada yang memberikan penjelasan. Karena itulah, kami keluarga membawa paksa pulang almarhum untuk dimakamkan," jelasnya.
Setelah dibawa pulang, aparat keamanan dari Kepolisian dan TNI, beserta Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Kesehatan, mengambil kembali jenazah pasien positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Rote Ndao, dr Suardi mengatakan, setelah melakukan pendekatan, pihak keluarga akhirnya bersedia mengembalikan jenasah untuk dimakamkan sesuai protap Covid-19.
"Kami sedang dalam perjalanan membawa jenasah untuk dimakamkan di Baadale," jelas dr Suardi.
Wakil Ketua DPRD Rote Ndao, Paulus Henuk yang ikut turun ke RSUD Ba’a, secara tegas meminta Bupati mencopot Direktur RSUD Ba’a, karena dinilai tidak menerapkan manajemen yang baik terkait penanganan Covid-19.
"Almarhum diambil rapid atau swab antigen pada saat masuk rumah sakit hasilnya positif. Sesuai Protokol penanganan Covid, mestinya pasien diisolasi dan tidak boleh lagi dibiarkan bersentuhan dengan keluarga. Ada juga keluarga yang masih menggendong untuk membetulkan posisi tidur almarhum," sambung Paulus.
Paulus menduga pihak RSUD Ba’a secara sengaja tidak menerapkan protokol penanganan Covid-19, dimana berpotensi sangat mengancam kesehatan dan keselamatan keluarga dan masyarakat pada umumnya.
"Saya tadi diinformasikan oleh pihak keluarga dan setelah saya sampai di RSUD Ba’a langsung berkoordinasi dengan pihak keluarga, supaya mengikhlaskan almarhum dimakamkan secara protokol Covid-19 dan pihak keluarga prinsipnya setuju," katanya.
Paulus sudah menghubungi Sekda untuk segera memerintahkan tim Gugus Tugas Covid-19 tingkat kabupaten, bertindak cepat melakukan tes kepada pihak keluarga yang melakukan kontak erat dengan almarhum.
"Saya melihat tidak adanya keseriusan dalam penanganan Covid-19 di kabupaten Rote Ndao ini. Saya sungguh heran dengan pola dan manajemen penanganan wabah ini," tegas Paulus.
Sejak merebaknya Covid-19 di Indonesia dan sebelum ada pasien terkonfirmasi positif di Rote Ndao, Pemda tidak melibatkan DPRD dalam penganggaran puluhan miliar untuk penanganan Covid-19.
"Kesehatan masyarakat perlu diberi perhatian serius. Saya sangat mengapresiasi tenaga medis di Rote Ndao yang sudah berjuang keras untuk membantu masyarakat, tapi kalau pemimpinnya kurang memiliki Sense of Criss khususnya terkait kesehatan masyarakat, maka nyawa rakyat bisa menjadi taruhan," tutup Paulus.
Baca juga:
Antusiasme Penyintas Covid-19 di Lampung Donor Plasma Konvalensen
Pusat Covid-19 Wuhan Kembali Normal Saat Dunia Masih Berjuang Hentikan Pandemi
Dokter: Vaksin Turunkan Angka Penyebaran Covid-19
Pejabat Militer Spanyol Mundur karena Ambil Jatah Vaksinasi Sebelum Tenaga Kesehatan
Update 24 Januari 2021: 5.036 Pasien Covid Dirawat di RSD Wisma Atlet