Keluarga penganiaya pembantu di Medan pasang 16 CCTV
Ketiga PRT itu disiksa, dimakan dedak, gaji bertahun-tahun tidak dibayar. Selain itu mereka juga dilarang keluar.
Perbuatan keluarga Syamsul Anwar benar-benar jauh dari kemanusiaan. Mereka menyekap dan menganiaya para pembantu rumah tangga (PRT)-nya dengan kejam dan tidak memberi mereka gaji.
"Mereka melakukan penganiayaan bersama-sama hingga meninggal dunia. Penganiayaan itu dimulai dari rekrutmen. Pekerjanya dibuat bekerja terus-menerus dalam tempat tertutup, dan tidak bekerja dalam kondisi layak," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo di Mapolresta Medan, Jumat (28/11).
Keluarga Syamsul Anwar mempekerjakan dan menyalurkan sejumlah pekerja dalam hal ini pembantu rumah tangga (PRT). Namun mereka menganiaya para perempuan itu dan tidak membiarkan mereka keluar rumah.
"Pelaku memasang 16 CCTV di rumahnya, untuk mengawasi pekerjanya. Korban dipekerjakan tanpa jangka waktu. Bahkan ada yang sudah 5 tahun bekerja (disalurkan ke sejumlah tempat), namun tidak diberi gaji," kata Eko.
Saat ini polisi masih mendalami dugaan adanya jaringan yang terlibat dalam kasus penganiayaan sejumlah PRT yang menyebabkan seorang korban meninggal dunia. "Kita dalami jaringannya. Dari mana mereka mendapatkan para pekerja ini. Apakah benar dari keluarga atau dari penyalur," ujarnya.
Seperti diberitakan, terungkapnya penganiayaan ini merupakan hasil dari penggerebekan rumah milik penyalur tenaga kerja CV Maju Jaya di Jalan Beo simpang Jalan Angsa/Madong Lubis, Kamis (27/11) sore.
Dari rumah milik Syamsul Anwar itu diselamatkan tiga PRT perempuan, yaitu Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Anis Rahayu (25) asal Malang, dan Rukmiani (43) asal Demak.
Kondisi ketiga perempuan itu memprihatinkan. Mereka mengaku kerap disiksa dan pernah diberi makan dedak. Gaji mereka selama bertahun-tahun bekerja di sejumlah lokasi juga tidak pernah dibayarkan.
Selain mengaku kerap dianiaya, ketiga PRT itu juga menginformasikan kepada polisi ada rekan mereka bernama Cici tewas setelah dianiaya pada akhir Oktober 2014. Perempuan itu kemudian dibawa dengan salah satu mobil milik Syamsul Anwar.
Informasi dari pekerja perempuan ini kemudian diselidiki polisi. Cici dipastikan tewas dan dibuang di Karo. Perempuan ini ditemukan sebagai Mrs X pada 31 Oktober dan sudah dimakamkan di TPU Kristen di Jalan Irian Kabanjahe.