Keluarga yakin penari ABG tewas karena mag bukan tusukan keris
Menurut keterangan dokter penari Calonarang meninggal karena penyakit asam lambung.
Akhirnya pihak keluarga dari ABG 14 tahun yang jadi penari rangda pada pementasan Calonarang sakral di Jembrana, Bali, buka suara soal kematian I Komang Ngurah Trisna Para Merta. Bahkan keluarga meyakini kematian ABG itu lantaran penyakit asam lambung bukan karena tusukan keris saat pentas sakral di pura Jati Luwih, Mendoyo Jembrana.
"Memang cucu saya ikut mesolah (Calonarang) saat itu dan sempat tertusuk keris. Tapi korban meninggal bukan karena tertusuk keris, melainkan karena penyakit lain," terang Gusti Ngurah Putu Mudiada (52), kakek korban.
Menurut Mudiada, korban sebelumnya memiliki riwayat penyakit mag dan asam lambung. Sedangkan luka akibat tusukan itu hanya 1 cm dan hanya tiga jahitan.
"Jadi cucu kami meninggal menurut keterangan dokter karena penyakit asam lambung. Bukan akibat tusukan keris saat acara sakral di Pura," ujarnya singkat.
Dia juga meyakinkan kalau cucunya itu putus sekolah sampai di kelas 14 ( kelas 2 SMP). Korban tidak melanjutkan sekolahnya karena ngiring jadi pragina Rangda Calonarang. "Cucu saya ini ngiring (ditunjuk secara gaib) dan langsung jadi pragina (penari) khusus rangda di Calonarang," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Mendoyo AKP Wayan Arta Ariawan saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan pihak keluarga korban untuk autopsi jenazah korban.
"Dari hasil musyawarah dengan keluarga korban, mereka menyetujui autopsi dan sore ini langsung kita kirim jenazah korban ke Forensik RSUP Sanglah," terangnya.
Untuk proses selanjutnya, pihaknya sudah melakukan pemanggilan saksi-saksi yang terkait dengan kejadian tersebut guna diperiksa untuk didengar keterangannya.
"Sekarang masalah ini masih kami tangani. Perkembangannya akan kami sampaikan," pungkasnya.