Kemarau panjang, Wali Kota Bogor minta warga hemat air
Kekeringan itu diperkirakan mencapai puncaknya pada September mendatang.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta warganya berhemat menggunakan air, terutama pada musim kemarau. Hal itu mesti dilakukan supaya pasokan air tetap terjaga sehingga tidak kesulitan mendapatkan air bersih.
"Situasi saat ini ada baiknya kita cermat menggunakan air, berhemat dan tidak baik berlebihan. Khususnya untuk warga di kota jangan sampai menggunakan air berlebihan, cuaca saat ini cukup ekstrem," kata Bima usai menggelar salat Istisqo di Lapangan Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, seperti dilansir dari Antara, Jumat (24/7).
Bima mengatakan, menghadapi musim kemarau dia mengajak masyarakat bersama-sama untuk berikhtiar dengan menggelar salat Istisqo, sebagai salah satu upaya meminta pertolongan kepada Allah S.W.T., guna diberikan hujan.
"Kita berikhtiar, karena segala sesuatu adalah kuasa Allah. Maka itu, Pemerintah Kota Bogor bersama MUI menggelar Shalat Istisqo sebagai permohonan kita agar Bogor sebagai Kota Hujan bisa kembali diturunkan hujan," ujar Bima.
Menurut Bima, kemarau panjang telah menyebabkan kekeringan di sejumlah titik. Tercatat ada sekitar empat titik wilayah di Kota Bogor mengalami kekeringan, yakni Kelurahan Mulya Harja, Situ Gede, dan Sukaraja.
Kota Bogor yang dulunya hijau, lanjut Bima, kini telah berubah kering. Sejumlah tanaman di taman banyak yang kering dan mati, termasuk rumput di Istana Bogor juga ikut mengering.
"Kita khawatir dengan situasi saat ini. Bagaimana dengan masyarakat pinggiran yang juga mengalami kekeringan, jangankan untuk minum, untuk kebutuhan sehari-hari mereka sulit mendapatkan air," ucap Bima.
Bima menyatakan, dia telah memerintahkan PDAM Tirta Pakuan menyalurkan air bersih kepada masyarakat di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan. Seperti yang telah disalurkan di wilayah Mulyaharja.
"Diperkirakan musim kemarau ini berlangsung sampai September, ini akan menjadi puncak kekeringan. Selain hemat air, untuk wilayah yang kesulitan akan diintervensi oleh PDAM, dan dimobilisasi oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menyalurkan air," lanjut Bima.
Tokoh masyarakat Bogor, yang juga Ketua Baznas Pusat, Didin Hafiduddin mengatakan, kekeringan dialami Kota Bogor dikenal sebagai Kota Hujan merupakan kuasa Allah S.W.T., untuk memperlihatkan kekuasaannya, dan menyadarkan manusia.
"Kita sangat perlu dan tergantung pada Rahmat Allah, air hujan bukan persoalan kecil tapi persoalan subtansial. Bisa kita bayangkan jika tidak ada hujan sangat membahayakan. Mari kita tingkatkan amar makruf nahi mukar, agar kita terhindar dari kesusahan," katanya.
Sudah lebih satu bulan wilayah Kota Bogor tidak diguyur hujan. Sejumlah daerah sudah mengalami kesulitan air, beberapa tanaman kering dan mati, termasuk rumput di Istana Bogor.