Kemendikbud Luncurkan 5 Program Unggulan Tingkatkan Potensi Mahasiswa Vokasi
“Tahun ini kami merancang, mengemas program kemahasiswaan vokasi, yang tujuannya agar mahasiswa vokasi bisa terasah kompetensinya sehingga benar-benar mampu bersaing secara global,” ujar Wikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan lima formula program unggulan di bidang vokasi. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, menyampaikan harapannya agar lima program ini dapat menghasilkan mahasiswa vokasi yang kompeten dan siap menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang kreatif.
“Tahun ini kami merancang, mengemas program kemahasiswaan vokasi, yang tujuannya agar mahasiswa vokasi bisa terasah kompetensinya sehingga benar-benar mampu bersaing secara global,” ujar Wikan dalam keterangan tulis, Kamis (15/4/2021).
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
-
Kenapa beasiswa Banyuwangi Cerdas diberikan? "Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka, untuk bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Ipuk.
-
Apa saja jenis beasiswa Banyuwangi Cerdas? Beasiswa Banyuwangi Cerdas terdiri atas dua skema. Pertama, beasiswa pembiayaan penuh selama delapan semester alias empat tahun, termasuk menerima uang saku bulanan. Beasiswa jenis ini juga biasa disebut "bidik misi". Kedua, beasiswa insidentil, untuk mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan namun mengalami kesulitan biaya di pertengahan jalan. Besarannya menyesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk mempersiapkan mahasiswa tersebut dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak. Baik perguruan tinggi vokasi, mahasiswa terkait. Oleh karena itu, kata Wikan, peningkatan kapasitas potensi dan kompetensi mahasiswa vokasi didukung oleh sejumlah formula program yang diluncurkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi.
Wikan mengatakan, bantuan-bantuan yang diberikan terbagi ke dalam lima program unggulan dengan fokus bidang yang berbeda namun memiliki irisan tujuan yang sama, yakni sebagai upaya mendukung peningkatan potensi dan kompetensi mahasiswa vokasi agar dapat terserap di dunia industri, dunia usaha serta dunia kerja.
Bahkan, pada salah satu program yakni Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV), mahasiswa vokasi akan difasilitasi mengenai pemodalan untuk mengembangkan usaha sesuai dengan bidang kompetensinya.
Lima program unggulan tersebut antara lain: program sertifikasi kompetensi dan profesi mahasiswa vokasi, program fasilitasi magang mahasiswa vokasi, program wirausaha mahasiswa vokasi (PWMV), program kreativitas mahasiswa vokasi (PKM), dan program pemberdayaan masyarakat desa (P2MD).
“Kita mengemas program-program ini dalam payung be create leaders yang kreatif,” kata Wikan.
Melalui peluncuran program-program unggulan ini diharapkan tercapainya tujuan bersama agar mahasiswa vokasi benar-benar terasah kompetensinya sehingga benar-benar mampu bersaing secara global bahkan diharapkan juga mahasiswa vokasi dapat membuat sebuah terobosan baru di tengah era industri 4.0.
Sejalan dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Beny Bandanadjaja, mengatakan lima program unggulan dalam bidang kemahasiswaan ini sebagai bentuk program konkret di luar kegiatan perkuliahan.
“Secara kurikulum, masing-masing program ini tidak masuk ke dalam program seperti kuliah, masuknya ke dalam ekstrakurikuler. Dengan lima program ini akan mendorong meningkatkan softskill, kepemimpinan dan kreativitas,” ujar Beny.
Program Sertifikasi Kompetensi dan Profesi Mahasiswa Vokasi
Program Sertifikasi Kompetensi dan Profesi Mahasiswa Vokasi, Direktorat Perguruan Tinggi Pendidikan Vokasi dan Profesi akan memfasilitasi sertifikasi kompetensi kepada 12.000 mahasiswa vokasi negeri dengan total anggaran Rp11,2 miliar. Tujuan dari program ini adalah lulusan perguruan tinggi vokasi memiliki kompetensi sesuai dengan program studi yang dibuktikan melalui sertifikat.
“Kami merancang mahasiswa vokasi itu, nantinya tidak hanya menerima ijazah tetapi menerima sertifikat kompetensi yang diakui oleh industri agar lebih menjual. Anak-anak yang siap memimpin di bidang keahlian mereka,” ujar Wikan.
Kedua program Magang Mahasiswa Vokasi 2021. Program magang ini merupakan kegiatan pengenalan dan pengembangan bagi mahasiswa untuk menerapkan kemampuan yang dimiliki serta memahami suasana objektif pada dunia kerja dalam rangka penerapan link and match.
Sebanyak 800 mahasiswa vokasi akan diberikan bantuan dengan total anggaran Rp989,3 juta sebagai fasilitasi magang dengan tujuan agar mahasiswa vokasi bisa menjadi lulusan yang siap bekerja sesuai dengan bidangnya.
“Melalui program ini, kita tidak hanya menghasilkan tukang-tukang yang ahli pada bidangnya, manajer-manajer yang hebat tetapi juga menghasilkan entrepreneur yang hebat,” ujar Wikan.
Dengan mengikuti magang ini, mahasiswa vokasi tentu dapat mengasah potensi dan kompetensi dari pengetahuan yang diperoleh selama masa pembelajaran yang kemudian diimplementasikan pada praktik kerja lapangan untuk bisa lebih terasah dan terlatih kompetensinya.
Output dari program ini antara lain mahasiswa vokasi mendapatkan soft skill, pengalaman dan dapat mengembangkan materi dasar yang didapat dari perguruan tinggi serta Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) mendapatkan gambaran calon tenaga kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan DUDI.
Wikan mengatakan program ketiga terkait kewirausahaan yang ditujukan untuk mendukung kebijakan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Kemdikbud yang mendorong pengembangan inovasi terapan dan menerapkannya di sektor industri baik langsung maupun tidak langsung dengan menitikberatkan pada peluang usaha yang berbasis pada permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat.
“Upaya ini juga menjadi salah satu dukungan bagi pemerintah untuk mengatasi angka pengangguran,” katanya.
Melalui program ini, diharapkan tumbuhnya kreativitas mahasiswa vokasi dalam berwirausaha sehingga bisa membuka peluang kerja.
“Oleh karenanya, akan ada 900 mahasiswa vokasi baik negeri maupun swasta yang terbagi ke dalam 180 kelompok yang akan diberi bantuan modal wirausaha dengan total anggaran Rp15,9 miliar,” ujarnya.
Keluaran yang diharapkan dari program ini antara lain meningkatnya jumlah mahasiswa vokasi yang berwirausaha, bertambahnya wirausaha baru yang kreatif dan inovatif berbasis teknologi terapan, tersedianya profil usaha dari mahasiswa vokasi, terbentuknya usaha mahasiswa yang memiliki legalitas usaha, serta adanya pengakuan kegiatan wirausaha dalam bentuk Satuan Kredit Semester (SKS).
“Kita berikan inisiatif untuk membuat semangat mahasiswa berkumpul membuat kreasi agar lebih spektakuler lagi, menghasilkan produk-produk yang nyata yang dibutuhkan industri dan masyarakat,” ujar Wikan.
Berikutnya, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program ini merupakan suatu ajang kreativitas khususnya mahasiswa vokasi, yang secara umum bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berorientasi kemasa depan dan ditempa dengan transformasi pendidikan tinggi, sehingga menjadi lulusan yang unggul, kompetetif, adaptif, fleksibel, inovatif, produktif, berdaya saing dengan karakter Pancasila.
Dalam mempersiapkan SDM yang unggul, kreatif, kompeten, adaptif, fleksibel, inovatif, produktif, berdaya saing global dengan karakter Pancasila ini, Kemendikbud akan memfasilitasi 1.000 mahasiswa vokasi baik negeri maupun swasta untuk mengimplementasi ide-ide serta program kreatif yang diajukan oleh mahasiswa vokasi. Total anggaran yang dikeluarkan pada program ini sebanyak Rp 2,66 miliar.
“Melalui program ini kami harapkan dapat terbentuknya karakter mahasiswa vokasi menjadi pribadi yang tau dan taat aturan, kreatif dan inovatif serta objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual,” ungkap Wikan.
Sebagaimana Tridharma Perguruan Tinggi, di mana salah satunya adalah pengabdian masyarakat, maka dalam pengimplementasiannya, Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi menyiapkan program bantuan P2MD. Kegiatan ini merupakan upaya pemberdayaan masyarakat desa yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRO) dan atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Dengan total anggaran Rp2,408 miliar, program ini akan memfasilitasi 300 mahasiswa vokasi program diploma dan sarjana terapan yang terbagi menjadi 60 kelompok. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat turut serta membangun dan membina masyarakat desa agar lebih mandiri dan sejahtera sehingga terbinanya masyarakat desa dalam meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi daerah secara mandiri untuk meningkatkan perekonomian/ mengentaskan garis kemiskinan.
Reporter: Yopi Makdori
Baca juga:
75 Ribu Guru Disasar Ikuti Peningkatan Kompetensi TIK 2021
Ngabalin: Jokowi akan Lantik Mendikbud-Ristek dan Menteri Investasi
Peleburan Kemenristek dan Kemendikbud Dinilai Jadi Sinyal Riset Bukan Prioritas
Jokowi Lebur Kemenristekdikti dan Kemendikbud, Bagaimana Nasib PNS-nya?
Paripurna DPR Setujui Pembentukan Kemendikbud Ristek dan Kementerian Investasi