Kemendikbud Ristek Sebut Temuan Kasus Covid-19 di Sekolah Bukan Berarti Klaster
Miskonsepsi keempat, data mengenai 15.429 siswa, dan 7.307 guru positif Covid-19 berasal dari laporan 46.500 laporan satuan pendidikan yang belum diverifikasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbud Ristek, Jumeri mengklarifikasi 4 miskonsepsi atas hasil survei Kemendikbud Ristek yang menyebutkan adanya penularan Covid-19 di sekolah.
Dari hasil survei menunjukkan, 2,8 persen atau 1.296 sekolah dari 46.500 yang disurvei melaporkan adanya kasus positif Covid-19. Atas hasil ini, Jumeri menjelaskan, 2,8 persen tersebut merupakan satuan pendidikan yang melaporkan kasus positif Covid-19. Namun laporan tersebut bukanlah sebagai klaster sekolah.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
"Itu adalah data yang menunjukkan satuan pendidikan yang melaporkan aplikasi kita, lewat laman kita, bahwa di sekolahnya ada warga yang tertular Covid-19," katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/9).
"Jadi sekali lagi bukan ini klaster sekolah," tegas Jumeri.
Dia mengungkapkan, munculnya persentase itu dikarenakan Ditjen PAUD Dasmen meminta laporan kepada sekolah-sekolah apakah terdapat data sekolah yang mana warganya terkonfirmasi virus Sars Cov-2 tersebut.
Lagi pula, tegasnya, survei terhadap 46.500 sekolah dilakukan sejak Juli 2020 hingga September 2021. Dengan demikian, kata Jumeri, jika dibandingkan dengan lamanya proses survei terhadap persentase sekolah dengan anggotanya terkonfirmasi positif Covid-19, jumlah tersebut relatif kecil.
"Sehingga sebenarnya kalau itu ada 2,8 persen sekolah kita ada warga kena Covid, baik siswanya, gurunya, maupun TP-nya, maka ada lebih dari 97 persen sekolah itu tidak tercemar," ujarnya.
Miskonsepsi kedua adalah, penularan Covid-19 belum tentu berasal dari satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Dia menjelaskan, dari 46.500 satuan pendidikan tidak semuanya mengisi telah melakukan PTM. Ada pula sekolah mengatakan saat proses survei, sekolah tersebut belum melaksanakan PTM.
"Jadi ini kita punya banyak sekolah, yang melapor itu 46.500 baik dia melapor bahwa sudah PTM maupun melapor belum PTM," terangnya.
Ketiga, persentase sekolah yang melaporkan ada kasus konfirmasi positif Covid-19 merupakan akumulasi sejak Juli 2020 hingga September 2021.
Miskonsepsi keempat, data mengenai 15.429 siswa, dan 7.307 guru positif Covid-19 berasal dari laporan 46.500 laporan satuan pendidikan yang belum diverifikasi.
"Sehingga masih ditemukan banyak kesalahan-kesalahan," jelas Jumeri.
Contoh kesalahan yang terjadi yaitu laporan jumlah guru terkonfirmasi positif Covid-19 oleh satuan pendidikan melebihi dari data sebenarnya.
Dari 4 poin tersebut, Jumeri mengatakan Kemendikbudristek bersama Kementerian Kesehatan sedang melakukan uji coba pendataan melalui aplikasi Pedulilindungi.
"Itulah apps tunggal yang akan kita pakai untuk data itu bisa digunakan oleh Kemkes, Kemdikbudristek," tandasnya.
Baca juga:
Tak Ada Klaster PTM, Pemkot Tangsel Akan Tambah Kapasitas Siswa Belajar di Kelas
Pemkot Bogor Berencana Buka PTM Mulai 4 Oktober
Cerita Keluarga Cahyono Putra, Siswa SMK di Ciamis yang Meninggal Usai Divaksin
Sudah Cek 25 Sekolah, Disdik DKI Pastikan Tidak Ada Klaster PTM di Jakarta
Temuan 1.303 Klaster PTM, Kemendikbudristek Ingatkan Kesiapan Sekolah
Pastikan Prokes Tertib, Wagub DKI Yakin Penularan Virus Tidak Terjadi di Sekolah