Kemendikbudristek Pastikan Data Ribuan Guru & Siswa Covid-19 Belum Diverifikasi
Misalnya saja terdapat sekolah yang menginput data jumlah guru yang terinfeksi Covid-19 melebihi jumlah guru yang ada di sekolah tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaporkan terdapat ribuan guru dan tenaga kependidikan serta siswa yang terinfeksi Covid-19 selama jalannya PTM Terbatas sejak 2020 lalu. Dalam situs https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/, yang kini datanya tak bisa diakses.
Kemendikbudristek mengungkap 7.287 guru dan tenaga kependidikan serta 15.456 siswa terkonfirmasi positif Covid-19 selama jalannya PTM Terbatas.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang Onad katakan tentang tugas mengantar anak sekolah? "Loh, emang bukannya kalo tugas nganter itu tugas ibu, ya?" ujar Onad yang kemudian dibalas oleh Vidi dengan menyebutnya sebagai suami perhitungan.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan, data tersebut belum tentu benar. Lantaran belum ada verifikasi dari pihaknya.
"Data yang beredar mengenai jumlah siswa itu ada 15.429 dan guru ada 7.307 yang positif Covid berasal dari laporan 46.500 laporan satuan pendidikan yang belum diverifikasi. Sehingga masih ditemukan banyak kesalahan-kesalahan," kata Jumeri dalam konferensi pers daring, Jumat (24/9).
Misalnya saja terdapat sekolah yang menginput data jumlah guru yang terinfeksi Covid-19 melebihi jumlah guru yang ada di sekolah tersebut.
"Itukan tidak mungkin. Jadi gurunya hanya delapan melaporkan ada penularan 16 atau 15. Itu masih terjadi di data itu. Sehingga itu perlu kami luruskan bahwa angka-angka guru pun itu perlu kami berikan klarifikasi supaya masyarakat bisa tahu," katanya.
Sebelumnya Kemendikbudristek mengungkap temuan 1.303 sekolah di seluruh Indonesia jadi klaster Covid-19 selama jalannya PTM terbatas. Belakangan mereka meluruskan bahwa data itu hasil akumulasi dari tahun 2020.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Ridwan Kamil soal Kasus Covid-19 pada 149 Sekolah di Jabar: Belum Valid
Kemendikbud Masih Cek Data Soal Waktu Terjadinya Klaster Covid-19 Sekolah di Jakarta
Kemendikbud Ristek Sebut Temuan Kasus Covid-19 di Sekolah Bukan Berarti Klaster
Ganjar Temukan Pelanggaran PTM di SMKN 1 Tengaran: Murid dan Guru Tak Pakai Masker
Tak Ada Klaster PTM, Pemkot Tangsel Akan Tambah Kapasitas Siswa Belajar di Kelas
Pemkot Bogor Berencana Buka PTM Mulai 4 Oktober