Kemendikdasmen Ingatkan Pendidikan Numerasi PAUD Bukan soal Angka dan Hitungan
Kemampuan numerasi termasuk dalam kemampuan fondasi peserta didik PAUD untuk memasuki satuan pendidikan SD.
Direktorat Sekolah Dasar Ditjen PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerangkan, pendidikan numerasi pada tingkat PAUD bukan hanya seputar angka dan hitungan.
Penelaah Teknis Kebijakan TIM PDM 09 Transisi SD Devi Rahmawati menerangkan, kemampuan numerasi termasuk dalam kemampuan fondasi peserta didik PAUD untuk memasuki satuan pendidikan SD. Sehingga tujuan utamanya ialah peserta didik mampu mengenali dan memahami berbagai informasi secara lisan, tulisan, maupun berbagai media atau alat bantu.
- Sentilan Keras JK buat Menteri Nadiem, Kemendikbudristek Dipimpin Orang Tak Berpengalaman & Jarang Ngantor
- Cegah Banyak Anak Tak Sekolah, Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp199,95 Miliar
- Tak Lulus SD, Pria ini Kini Jadi Bos Punya Banyak Karyawan Penghasilan Sehari Jutaan Rupiah
- Tak Hanya Pengetahuan Akademis, Perguruan Tinggi Dituntut Cetak SDM Peduli Pencapaian SDGs
“Jadi kemampuan numerasi tingkat PAUD tidak hanya berbicara terkait angka dan perhitungan, melainkan harus mencakup pengenalan terhadap lima lingkup numerasi yang harus dilakukan secara bertahap,” kata Devi di Jakarta, Rabu (13/11).
Ia menyebutkan kelima lingkup numerasi tersebut adalah bilangan, geometri, pola, analisis data, serta pengukuran, yang diperkenalkan dan diajarkan dengan mengaitkan pada aktivitas keseharian peserta didik.
Sebagai contoh, Devi menyebutkan pendidikan numerasi dengan lingkup geometri bisa diajarkan dengan mengenali, memahami, dan mengingat, berbagai bentuk mainan di dalam ruangan sebagai bagian dari bentuk bidang konkret.
Seperti dilansir dari Antara, contoh lainnya ialah mengenalkan lingkup pola dengan mengajak peserta didik untuk merapikan dan mengelompokkan buku atau mainan ke dalam kategori tertentu setelah selesai sesi pembelajaran.
Oleh karena itu ia menegaskan pendidikan numerasi di tingkat PAUD bukanlah membangun kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) peserta didik secara tepat dan instan, melainkan untuk mempersiapkan peserta didik siap mempelajari calistung secara lebih terstruktur dengan menggunakan kurikulum di tingkat satuan pendidikan SD.