Kemenkes: 30 Persen Masyarakat Masih Ragu Disuntik Vaksin Covid-19
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan masih ada 7 persen masyarakat yang menyatakan tidak mau disuntik vaksin Covid-19. Sementara itu 30 persennya masih ragu untuk menerima vaksin Covid-19.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan masih ada 7 persen masyarakat yang menyatakan tidak mau disuntik vaksin Covid-19. Sementara itu 30 persennya masih ragu untuk menerima vaksin Covid-19.
Nadia mengatakan, keraguan untuk divaksinasi tersebut timbul karena berbagai motif dan alasan. Mulai dari sikap yang tidak percaya dengan pemerintah, hingga, banyaknya hoaks yang beredar di masyarakat mengenai vaksin Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Masih ada 30 persen masyarakat yang ragu divaksinasi dan 7 persen yang tidak mau divaksinasi. Ini menjadi tantangan kita untuk memastikan vaksinasi bisa tercapai," kata Nadia dalam forum diskusi virtual yang disiarkan di youtube Alinea, Rabu (17/3).
Nadia menyebutkan, berdasarkan catatan Kominfo per 1 Maret 2021, ada 1.459 hoaks mengenai Covid-19 yang beredar di media sosial. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk mengakses informasi mengenai vaksinasi melalui website resmi Kemenkes atau Satgas Covid-19, dan tidak percaya dengan pesan berantai yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya seperti yang kerap kali ditemukan di WhatsApp.
Nadia juga melihat, alasan masyarakat yang masih ragu divaksinasi juga dikarenakan mereka mempermasalahkan efikasi vaksin yang digunakan Indonesia saat ini. Seperti yang diketahui, vaksin yang dipesan dan digunakan Indonesia pertama kali yakni vaksin Sinovac dari China, yang mana efikasinya 65,3 persen.
"Tidak perlu memilih vaksin mana yang efikasinya lebih baik. Efikasi kan hasil yang didapatkan dari uji klinis tahap ketiga, dan ada banyak faktor-faktor lain yang dikendalikan," pesannya.
Seperti yang diketahui, selain Sinovac, Indonesia juga memesan 5 merek vaksin lainnya dengan efikasi yang beragam, rata-rata efikasi vaksin tersebut 90 persen. Kelima vaksin itu yakni Sinopharm dari China, Pfizer dari Jerman. Moderna dan Novavax dari Amerika, serta vaksin AstraZeneca dari Inggris, yang mana 1,1 juta dosisnya sudah tiba di Indonesia pada 8 Maret lalu.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk tidak menunda jika mendapatkan kesempatan untuk divaksin. Menurutnya, menunda disuntik vaksin bukanlah hal yang bijak, karena kata dia, hal itu sama saja membiarkan diri sendiri lebih berisiko terpapar Covid-19.
"Misalnya kita baru mau divaksinasi dengan vaksin yang datang di bulan September, berarti sampai September, kita biarkan diri kita berpotensi terpapar Covid-19," kata dia.
"Sebenarnya apapun merek vaksinnya, yang terpenting itu manfaatnya. Vaksin Sinovac menurunkan jumlah kejadian infeksi hingga 65,3 persen. Orang yang tidak divaksin Sinovac berisiko terinfeksi Covid-19 3 kali lebih tinggi daripada mereka yang divaksin," kata Nadia menjelaskan.
Nadia kembali menegaskan bahwa seluruh vaksin yang sudah mendapatkan izin edar darurat dari BPOM, tandanya telah memenuhi syarat untuk bisa digunakan oleh manusia dan terbukti bisa memberikan perlindungan atau antibodi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandrio mengungkapkan bahwa waktu pembentukan herd immunity erat kaitannya dengan efikasi vaksin, waktu proteksi vaksin, dan jumlah populasi yang divaksin.
Berdasarkan pengalaman wabah penyakit sebelumnya, Amin menyebutkan, jika efikasi vaksin dan waktu proteksi vaksin rendah, maka jumlah populasi yang divaksin harus lebih tinggi atau harus cepat terpenuhi. Begitu pula sebaliknya.
"Kita suka nanya, kalau sudah disuntik vaksin apakah saya punya proteksi dan berapa lama proteksinya bertahan? Kita harus lihat dulu durasi proteksinya berapa lama, lalu efikasinya, dan sudah berapa persentase populasi yang sudah divaksin?"
Oleh sebab itu, kata Amin, semakin cepat seluruh target populasi divaksin, maka semakin cepat pula herd immunity terbentuk. Untuk itu, dia mendorong masyarakat agar mendukung program vaksinasi pemerintah dengan tidak menunda-nunda disuntik vaksin Covid-19.
Baca juga:
BPOM: Selama Proses Kajian, Vaksin AstraZeneca Direkomendasikan Tidak Digunakan
Hingga 17 Maret 2021, Sebanyak 4.705.248 Orang Telah Divaksinasi Covid-19 Dosis 1
Kemenkes: Tren Penundaan Vaksinasi Menurun
Kejar Target Herd Immunity, Sampai Kapan?
Pemprov Jabar Siapkan 2.000 Vaksin Covid-19 buat Atlet Ikut PON XX di Papua