Kemenkes: Prevalensi Hepatitis B dan C Turun dalam Beberapa Tahun Terakhir
Prevalensi kasus hepatitis B dan C di Indonesia menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Ahli Madya Tim Kerja Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bunga Mayung Datu Linggi menyebutkan prevalensi kasus hepatitis B dan C di Indonesia menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
"Sebetulnya kita sudah bisa melihat penurunan kasus hepatitis B di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Telah terjadi penurunan karena kerja sama berbagai pihak," kata Bunga dalam sebuah webinar yang digelar secara daring pada Kamis.
Bunga memaparkan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi hepatitis B untuk semua umur pada tahun 2013 berada di angka 7,1 persen. Pada tahun 2023, angka tersebut turun menjadi 2,4 persen. Penurunan juga terjadi pada kasus hepatitis B di usia balita dari 4,2 persen di tahun 2013 menjadi 0,1 persen pada tahun 2023.
Secara lebih rinci, Bunga menjelaskan situasi terkait kasus hepatitis B di Indonesia pada tahun 2023. Prevalensi 2,4 persen hepatitis B di Indonesia apabila dikonversikan, diperkirakan sebanyak 6,7 juta orang terinfeksi virus tersebut. Sedangkan untuk usia balita, diperkirakan ada sebanyak 22 ribu kasus infeksi.
"Kemudian untuk kematiannya 60.218 kematian per tahun. Dengan kematian per hari sekitar 168 (kasus)," katanya.
Bunga mengatakan penurunan juga terjadi pada prevalensi hepatitis C. Berdasarkan data Riskesdas dan WHO, tingkat prevalensi hepatitis C di semua umur turun dari 1 persen pada tahun 2013 menjadi 0,5 persen pada tahun 2022.
Diperkirakan sebanyak 1,4 juta orang terinfeksi hepatitis C pada tahun 2022 dengan estimasi kasus baru sebanyak 38.994.
"Untuk kasus barunya sekitar 38.994 dengan kematian 6.286 per tahun atau setara dengan 17 kematian per hari," imbuh Bunga.
Bunga menjelaskan, penurunan infeksi hepatitis B dan C juga terjadi secara global. Hal ini disebabkan karena kemajuan dalam metode pencegahan dan pengobatan sehingga mampu menekan angka penularannya.
"Saat ini pengobatan hepatitis C ini sudah lebih banyak kemajuan dalam hal tingkat kesembuhannya. Sedangkan untuk penurunan infeksi baru hepatitis B ini karena kita sudah semakin banyak mencapai kegiatan-kegiatan pencegahan seperti imunisasi dan pencegahan penularan ibu ke anak," paparnya.