Kemenkes: Tokoh Berperan Penting Ubah Perilaku Masyarakat Cegah Covid-19
"Kalau kita bicara perubahan perilaku, memang membutuhkan keteladanan dari tokoh-tokoh atau publik figur untuk melakukan peran ini," kata Siti Nadia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, peran tokoh komunitas penting untuk mencegah penyebaran Covid-19. Terutama peran dalam mengubah perilaku individu agar semakin taat menerapkan protokol kesehatan.
Karena itu, untuk mempercepat perubahan perilaku di tingkat komunitas, kata Siti Nadia, kontribusi para tokoh sangat signifikan.
-
Kenapa PPPK diperkenalkan? Konsep PPPK diperkenalkan sebagai upaya untuk memberikan fleksibilitas dalam perekrutan pegawai bagi instansi pemerintah, memungkinkan mereka untuk menanggapi kebutuhan mendesak atau kebutuhan khusus tanpa melalui proses seleksi dan penerimaan PNS yang lebih panjang dan rumit.
-
Apa itu PPPK? PPPK adalah singkatan dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Dengan kata lain, seorang warga negara Indonesia yang memenuhi syarat bisa diangkat menjadi pegawai pemerintah berdasarkan perjanjian kerja dalam jangka waktu tertentu.
-
Apa yang disampaikan oleh PKS terkait putusan MK ? "Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024,”
-
Bagaimana PKS menanggapi putusan MK? Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap sengketa Pilpres 2024, bersifat final dan mengikat, meski tak sepenuhnya sesuai dengan harapan. Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
"Kalau kita bicara perubahan perilaku, memang membutuhkan keteladanan dari tokoh-tokoh atau publik figur untuk melakukan peran ini," kata Siti Nadia, dikutip dari Antara, Jumat (19/2).
Jika setiap individu disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, akan mencegah infeksi baik pada diri sendiri maupun dalam komunitasnya, kata dia. Dengan begitu, pencegahan penularan pandemi Covid-19 semakin mudah.
"Dari disiplin individu akan membuat pertahanan selanjutnya dalam populasi yang besar. Tentu saja, gerakan itu harus banyak dilakukan," kata dia.
Dalam menangani pandemi, Siti Nadia berpendapat, pemerintah harus melakukan berbagai macam intervensi, salah satunya perubahan perilaku masyarakat.
Dia menegaskan, pola hidup merupakan hal sentral dalam menanggulangi pandemi.
"Apalagi, saat ini kita belum temukan cara, misalnya obat untuk mengobati Covid-19. Jadi, kita baru tahap pencegahan. Pencegahan pun risiko penularannya masih sangat tinggi, karena memang penularannya sangat cepat. Secara cepat banyak orang terjangkit, kemudian menjadi sakit," kata dia lagi.
Fokus Wilayah Mikro
Sementara itu, Sosiolog dari Universitas Indonesia Imam B Prasodjo menganggap, upaya pendisiplinan dan penertiban masyarakat, agar mematuhi protokol kesehatan semestinya berbasis mikro di level kerumunan.
"Yang harus difokuskan untuk mendorong ketangguhan adalah wilayah-wilayah mikro, tetapi bukan RT/RW. Yang benar adalah komunitas, di mana tempat berinteraksi terjadi, dan di situ ada kerumunan yang cukup padat," ujar Imam pula.
Mengubah perilaku masyarakat, kata dia, tidak dapat sekadar imbauan, melainkan perlu melibatkan orang berpengaruh dalam komunitas kerumunan tertentu yang dapat menegakkan protokol kesehatan.
Dalam komunitas pengajian, misalnya, masyarakat akan mematuhi ustaz, sehingga ustaz bisa berperan mengajak jamaah lebih taat protokol kesehatan.
Imam menyarankan, agar sistem zonasi lebih menitikberatkan pada komunitas kerumunan dibandingkan di tingkat RT/RW.
Pada sisi lain, Imam mengatakan, kekayaan modal sosial, seperti gotong royong perlu terus didorong. Sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah.
(mdk/rnd)