Kemenko Perekonomian Beri Jatah KUR 60 Persen di Sektor Produksi
Kementerian Koordinator Perekonomian berupaya menguatkan sektor industri produksi hingga 60 persen dari total jatah KUR Nasional sebesar Rp 140 triliun di tahun 2019.
Kementerian Koordinator Perekonomian berupaya menguatkan sektor industri produksi hingga 60 persen dari total jatah KUR Nasional sebesar Rp 140 triliun di tahun 2019.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, lskandar Simorangkir menjelaskan, sektor produksi tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan industri kreatif dibandingkan perdagangan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
Sebab katanya, sektor perdagangan terlalu berat di tengah tantangan global. Sementara pariwisata masuk dalam sektor produksi.
"Untuk menguatkan pendapatan devisa negara. Peningkatan devisa efektif di sektor produksi, kalau perdagangan berat. Di tengah tantangan global, China saja turun triwulan kedua," kata Iskandar di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi, Jumat (19/7).
Sektor pariwisata yang dimaksud, dinilai selaras dengan sektor perdagangan sebab memiliki dampak yang efektif untuk menyumbangkan devisa. Beberapa kategori KUR sektor pariwisata bisa masuk dalam pinjaman untuk usaha souvernir, oleh-oleh hingga penginapan homestay.
"Pariwisata tidak ada batasan, dari 140 triliun. Yang penting kur produksi 60 persen, wisata termasuk KUR produksi," jelasnya.
Saat ini, dari Rp 140 triliun di tahun 2019, realisasi penyaluran KUR hingga 30 Juni 2019 adalah Rp75,1 triliun atau sebesar 53,7 persen dari target Rp 140 triliun untuk 2,7 juta debitur.
"Sejak diluncurkan September 2018, total yang sudah disalurkan di Banyuwangi sendiri mencapai Rp 657 miliar kepada 26 ribu debitur," tambahnya.
Meski suku bunga yang dijanjikan sebesar 7 persen, debitur bisa meminjam mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 500 juta.
"Pinjaman kalau untuk kur mikro maksimum Rp 25 juta, kalau kur kecil Maksimum Rp 500 juta. Seperti usaha homstay, tadi ada yang pinjam Rp 250 juta," ujarnya.
Siapapun, yang masuk dalam kategori usaha memungkinkan untuk mendapatkan KUR, dengan syarat bisa memenuhi target angsuran dari perbankan.
"Sepanjang penilaian bank memungkinkan untuk pembayaran, ya silakan, ya kita penuhi. Kalau KUT mikro tak perlu akuntan tambahan, cukup dari proyeknya sendiri, ditutup dari perusahaan penjaminan asuransi Askrindo dan Jamkrindo. Kalau ada bank minta tambahan agunan, sesuai aturan tidak perlu, karena sudah dijamin," katanya.
Sementara akumulasi KUR secara nasional, yang telah disalurkan sejak 2015 hingga akhir Juni 2019 sebesar Rp408,5 triliun. Angka tersebut diberikan kepada 16,57 juta debitur dengan Non Performing Loan (NPL) tetap terjaga sebesar 1,39 persen.
Iskandar melanjutkan, Banyuwangi mendapatkan alokasi KUR Pariwisata yang cukup besar karena mulai dikenal dengan potensi pariwisatanya.
"Banyuwangi merupakan daerah yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Dan itu menjadi perhatian kami untuk menyalurkan KUR di Banyuwangi," ujarnya
(mdk/hhw)