Kementan Asistensi Teknologi di Lahan Food Estate Gunungmas Kalteng
Langkah ini merupakan sinergitas Kementan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan.
Langkah ini merupakan sinergitas Kementan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan.
- Teken MoU, Kementan & BRIN Akan Bangun Ekosistem Pangan untuk Tingkatkan Hasil Pertanian
- DPR Tengok Lokasi Food Estate di Kalteng, Ini Sederet Temuan dan PR untuk Pemerintah
- Puan Soal Food Estate Dianggap Kejahatan Lingkungan: Terlalu Jauh, Perlu Dicek Ke Lapangan
- Food Estate Disebut Kejahatan Lingkungan. Mentan Syahrul: Yang Mana? Kalau di Kita Aman
Kementan Asistensi Teknologi di Lahan Food Estate Gunungmas Kalteng
Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan asistensi dengan pendampingan teknologi pangan di lahan food estate Gunungmas, Kalimatan Tengah.
Langkah ini merupakan sinergitas Kementan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan sebagai upaya mewujudkan cadangan pangan nasional.
Pengembangan lumbung pangan di Gunungmas memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam proyeksi keberhasilan panen pada tanaman, masih memerlukan maksimalisasi intensifikasi menyeluruh.
"Untuk komoditas tanaman pangan di lahan baru seperti ini, diperlukan olah tanah, pengairan dan pemupukan dengan treatment yang khusus," demikian kata Andriansyah, petugas pelaksana lapang dari Kementan di Kalimantan Tengah ketika ditemui dilahan food estate Gunungmas Rabu (6/12/2023).
Di dalam pengolahan lahan, food estate Gunungmas merupakan lahan spodosol yang cenderung dibawahnya memiliki lapisan spodik cenderung berpasir. Namun Andriansyah memiliki keyakinan performansi hasil tanaman di lahan food estate Gunungmas Kalimantan Tengah akan meningkat dengan asistensi teknologi.
"Pendampingan teknologi yang dilakukan di percontohan tanaman jagung ini adalah dengan pemberian unsur organik, kapur dan pemupukan seperti NPK," ujarnya.
Dengan perlakuan secara khusus dilahan tersebut, komoditas tanaman pangan seperti komoditas jagung diprediksi akan berangsur meningkat di produksi ke dua, ke tiga dan seterusnya.
"Produktivitas rata-rata tanaman jagung di Kalimantan Tengah 4 sampai 5 ton per hektar, dengan pendampingan teknologi bisa bertambah di tanam berikutnya, ini tahap awal," yakinnya.
Di dalam pengolahan tanah lainnya, tim asistensi Kementan melakukan pembangunan parit di masing-masing border lahan percontohan untuk mengindari cepatnya laju erosi.
Andriansyah menegaskan, selain tanaman pangan, lahan food estate Gunungmas diduga memiliki kesesuaian dengan pertanaman komoditas hortikultura.
"Jika dilihat dari lahan yang berpasir, cocok juga dengan semangka, dan kacang tanah," tambah Andriansyah.
Sementara itu untuk asistensi pengairan, Adang Hamdani Petugas pengawal irigasi lahan dari Kementan menjelaskan perlakukan untuk food estate Gunungmas Kalteng diberikan pendampingan teknologi spool spray dengan tekanan rendah.
"Di lahan ini, jika masuk musim kering akan sangat kering, maka dari itu kita cari air kita tampung ke embung dan kita supplay ke tandon-tandon di sini yang berkapasitas 20 ribu, dan dibagikan dengan spool spray untuk menghemat air," kata Adang.
Adang kembali menambahkan jika tim Kementan mengaplikasikan penambahan injektor fertigasi yang digunakan untuk menambahkan input pupuk di dalam aliran pengairan tanaman. Perkembangan tanaman juga cukup baik, dengan sumber air yang cukup meski terjadi elnino pada beberapa bulan terakhir.
"Dipertanaman jagung yang sudah berjalan dua bulan ini, untuk sepuluh hari pertama kita lakukan dengan pupuk tugal, dan di support tidak hanya pemupukan dari atas, namun juga diberikan pemupukan bersama aliran air," jelas Adang.