Kementan gandeng UGM kembangkan varietas baru produk pertanian
Pengembangan varietas baru produk tani ini bertujuan untuk meningkatkan swasembada pangan.
Untuk mewujudkan swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai terobosan dan menjalin kerja sama. Di antaranya dengan menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk pengembangan varietas baru produk pertanian.
Kerja sama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan MoU antara Dirjen Tanaman Pangan Kementan dengan UGM di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (27/1).
Rektor UGM, Prof Dwikorita Karnawati mengatakan, swasembada pangan tidak cukup hanya dengan meningkatkan produksi pangan saja. Namun yang terpenting, menurut dia, masyarakat yang membutuhkan pangan harus dibudayakan untuk mengonsumsi produk dalam negeri.
"Yang penting itu demand-nya atau yang membutuhkan pangan. Mereka harus dibudayakan untuk mengonsumsi produk lokal, hasil tanaman sendiri. Jangan sampai mereka memilih mengonsumsi produk impor," ujar Dwikorita.
Lebih lanjut ia mengatakan, selain itu juga dibutuhkan teknologi agar suplai yang berlebihan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk lain seperti untuk makanan tambahan dan lain-lain.
"Ada 3 bidang kerja sama yang kita tandatangani. Yakni pengembangan teknologi untuk peningkatan produktivitas pangan di tanah marginal, kerja sama varietas produktivitas yang lebih tinggi, dan pengembangan kapasitas melalui pendampingan petani. Kerja sama ini idenya adalah integrated farming, tidak hanya produksi pertanian, tetapi juga produksi kayu dan ternak," jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UGM, Prof Jamhari menambahkan, pengembangan varietas baru padi yang sudah dikembangkan UGM saat ini sudah sebanyak 12 galur atau calon varietas baru. Dari 12 galur tersebut potensi produksi padi bisa mencapai 12,5 ton per hektar. Sedangkan saat ini produksi padi petani hanya 6,5 ton per hektar.
"Tidak hanya padi, kami juga mengembangkan 11 galur jagung. Potensi yang dihasilkan bisa mencapai 13,8 ton per hektar. Sedangkan saat ini petani baru menghasilkan 8 ton per hektar," katanya.
Jamhari mengemukakan, di UGM juga sudah dikembangkan varietas baru kedelai. Pada tahap awal, pihaknya melepas kedelai hitam, saat ini tengah dikembangkan untuk kedelai kuning.
"Kami berharap melalui pengembangan produk kedelai kuning, bisa mensubtitusi 70 persen kedelai impor di Indonesia," pungkasnya.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kementan membantu daerah kering parah? Berikutnya, kata Mentan, pemerintah juga terus melakukan intervensi terhadap zona merah atau wilayah kering parah agar segera memompa sumber air yang masih tersedia. Pemda juga diharapkan segera menggulirkan Brigade Alsintan dalam mempercepat produksi melalui skema pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
-
Apa yang menjadi harapan Irjen Kementan terhadap Petani dan ASN Kementan? “Kita semuanya mari bersama-sama melakukan peningkatan kinerja dan produktivitasnya sehingga harapan pemerintah serta harapan masyarakat bisa terwujud dan segala sesuatunya bisa terlaksana untuk kesejahteraan masyarakat,” seru Irjen Setyo.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
Baca juga:
Apel impor berbahaya, pemerintah ajak konsumsi buah lokal
Kementan: Apel asal Amerika hanya jenis Washington
Kementan dan TNI AD kerja sama menuju swasembada pangan
Era SBY jumlah petani berkurang, Menteri Amran sebut mengerikan
Mirip SBY, Presiden Jokowi targetkan Kalimantan jadi lumbung pangan
Pemerintah targetkan 1 juta hektar irigasi terbangun tahun ini