Kemkominfo ungkap pernah ada rencana pembunuhan Ahok dalam Telegram
Kemkominfo ungkap pernah ada rencana pembunuhan Ahok dalam Telegram. Pembunuhan terhadap Ahok tersebut rencananya dibarengi dengan pengeboman mobil dan tempat ibadah pada 23 Desember 2015.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memblokir layanan perpesanan Telegram. Diblokirnya layanan itu lantaran dimanfaatkan kelompok teroris untuk menebar paham radikalisme dan dijadikan alat komunikasi untuk melancarkan aksi teror.
Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyebut, sejak 2015 kelompok teroris terdeteksi menggunakan Telegram berkomunikasi untuk melakukan teror. Salah satu komunikasi yang terdeteksi itu rencana pembunuhan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Yang memiliki data lengkap BNPT dan Densus," kata Samuel saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (18/7).
Menurut Samuel, pembunuhan terhadap Ahok tersebut rencananya dibarengi dengan pengeboman mobil dan tempat ibadah pada 23 Desember 2015. Selain itu, salah satu dasar diblokirnya aplikasi Telegram terkait insiden penikaman oleh teroris terhadap dua anggota polisi di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).
"Pergerakan mereka sudah kalang kabut. Mereka mau pindah, pindah saja. Tetapi, kemampuan layanan perpesanan chat lain berbeda dengan Telegram. Sekali lagi, kita tekankan adalah kita hanya memantau niatan jahat kepada bangsa," kata dia.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan, aplikasi ini merupakan saluran komunikasi favorit kelompok terorisme. Dia mengatakan, aplikasi Telegram ini sering digunakan jaringan yang terlibat kasus terorisme di Indonesia akhir-akhir ini. Mulai dari kasus bom Thamrin, Kampung Melayu, hingga jaringan teror di Bandung.
"Karena selama ini fitur telegram banyak keunggulan. Diantaranya, mampu membuat grup hingga 10.000 member dan dienkripsi. Artinya, sulit dideteksi. Ini jadi problem dan jadi tempat saluran komunikasi paling favorit oleh kelompok teroris," ujar Tito usai melaksanakan acara Bhayangkara Run di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (16/7).
Tito mengakui, kepolisian memang telah meminta bantuan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya cara yang akhirnya akan digunakan adalah pemblokiran aplikasi Telegram.
"Nanti kita liat apakah jaringan teror gunakan saluran komunikasi lain. Kita juga ingin lihat dampaknya. Saya kira ini akan terus dievaluasi," ucap Tito.
Baca juga:
Mengapa memblokir Telegram tak akan berhentikan teroris dan radikal?
Empat syarat ini diajukan pemerintah ke Telegram
4 Alasan mengapa Telegram adalah aplikasi chat yang disukai teroris
Teroris cari anggota dan ajari rakit bom gunakan aplikasi Telegram
Alasan pemerintah hanya blokir web Telegram & tak sampai aplikasinya
Kemkominfo minta Telegram buka kantor perwakilan di Indonesia
Bisa kirim file besar, Telegram digunakan teroris tukar informasi
-
Apa jenis penipuan yang banyak terjadi di WhatsApp dan Telegram? Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif. Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram. Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
-
Apa keunggulan Telegram dibandingkan aplikasi pesan instan lain saat berkomunikasi di luar negeri? Keunggulan dari Telegram adalah dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi lebih cepat kualitas jaringan internet sedang kurang bagus.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang dimaksud dengan "grup kocak WhatsApp"? Nama grup kocak untuk WA ini juga bisa menjadi hiburan ketika notifikasi dari grup tersebut muncul.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.