Kenang Musibah Tsunami, Nelayan di Aceh Dilarang Melaut Tanggal 26 Desember
Setiap tanggal 26 Desember telah ditetapkan menjadi hari pantang melaut bagi para nelayan di Aceh. Larangan ini dilakukan untuk mengenang musibah gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.
Setiap tanggal 26 Desember telah ditetapkan menjadi hari pantang melaut bagi para nelayan di Aceh. Larangan ini dilakukan untuk mengenang musibah gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.
Satu hari sebelum hari pantang melaut, nelayan di seluruh Aceh sudah menyandarkan perahu di dermaga. Seperti di Lampulo, Ulee Lheue, Kota Banda Aceh dan sejumlah tempat lainnya.
-
Kapan Museum Tsunami di Banda Aceh didirikan? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Mengapa Masjid Baiturrahim Ulee Lheue disebut sebagai saksi bisu tsunami Aceh? Bangunan berwarna putih dengan balutan pilar-pilar menghiasi bagian depan ini dulunya sempat menjadi pengungsian di masa pemerintahan Hindia Belanda. Mengunjungi Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Saksi Bisu Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004 Sebuah bangunan religius terletak tidak jauh dari pelabuhan ini memiliki nilai historis yang tidak bisa dibeli menggunakan apapun. Lebih dari itu, bangunan ini menjadi saksi bisu kedahsyatan bencana alam Tsunami Aceh pada tahun 2004 silam.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Mengapa Museum Tsunami Aceh dirancang dengan konsep seperti Rumoh Aceh? Museum ini berkonsep seperti Rumoh Aceh dan on escape hill dan secara gaya arsitektur mengedepankan nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
Baru kemudian mereka diperbolehkan kembali melaut, setelah acara peringatan gempa dan tsunami tanggal 26 Desember. Pada hari peringatan itu, semua rakyat Aceh fokus mengenang musibah terbesar abad ini yang melanda Serambi Mekkah 14 tahun silam.
Sekretaris Jenderal (Sekjend) Panglima Laot Provinsi Aceh, Miftah Cut Adek menjelaskan, keputusan pantang melaut setiap tanggal 26 Desember berdasarkan keputusan melalui musyawarah seluruh jajaran Panglima Laot di Aceh.
"Keputusan musyawarah ini didasarkan pada peringatan tragedi gempa dan tsunami yang banyak korban keluarga-keluarga nelayan," kata Miftah Cut Adek di Banda Aceh, Selasa (25/12).
Katanya, pantang melaut setiap tanggal 26 Desember ini setara dengan larangan melaut setiap hari Jumat, lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari-hari besar lainnya.
Apabila ada yang melanggar keputusan tersebut. Miftah menyebutkan akan ada sanksi adat yang diberikan lembaga Panglima Laot. Kapal nelayan yang melanggar itu akan ditahan minimal selama 3 hari dan maksimal 7 hari.
"Semua tangkapan akan disita oleh Lembaga Panglima Laot," tukasnya.
Lembaga Panglima Laot mengimbau kepada seluruh nelayan se-Aceh agar mematuhi hari pantang melaut. Kepada nelayan, Panglima Laot diminta untuk memperbanyak zikir dan menggelar doa bersama untuk mengenang musibah yang banyak memakan korban jiwa 14 tahun silam.
"Besok kami minta nelayan patuh tidak melaut pada tanggal 26 Desember setiap tahunnya," pintanya.
Baca juga:
Imbas Pembangunan Jalan Perumahan, Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh Dibongkar
Pastor: Masyarakat Aceh Sangat Toleran
Kapal Nelayan Asal Meulaboh Hancur Dihempas Ombak Perbatasan Thailand
Buaya Pemangsa Kambing Ditangkap Warga di Aceh
Kunjungan Cruise Diprediksi Naik 19,6 persen Tahun 2019
Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh Dibongkar, 4 Jenazah Teridentifikasi